Dengan semangat transformatif, Yayasan CARE Peduli (YCP) menyambut DR. ABDUL WAHIB SITUMORANG sebagai Chief Executive Officer. Dalam rekam jejaknya, Dr. Abdul Wahib Situmorang telah memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun dalam pembangunan berkelanjutan, meliputi bidang REDD+, perubahan iklim, carbon pricing, community empowerment, ekonomi sirkular, isu populasi, blue economy, dan pengarusutamaan keadilan gender. Mari sambut perjalanan penuh inspirasi bersama YCP dan kepemimpinan baru kami.
Edukasi Kesetaraan Gender Bagi Pekerja dan Komunitas Sekitar Perkebunan Teh
Upaya penguatan para pekerja pemetik teh perempuan di Jawa Barat dilakukan YCP, salah satunya melalui pelatihan gender di Kab. Bandung yang menjadi rangkaian Program Pemberdayaan Perempuan Komunitas Teh. Bapak dan Ibu pekerja perkebunan dan komunitas teh dari Desa Margaluyu dan Desa Banjarsari menyatakan memperoleh pengetahuan baru tentang pentingnya peran laki-laki dan perempuan yang setara di lingkungan keluarga, masyarakat, dan tempat kerja. Sekitar 40 peserta antusias mengikuti diskusi dan menyatakan lebih menyadari pentingnya kesehatan reproduksi bagi perempuan dan anak perempuan, serta pentingnya upaya mencegah kekerasan berbasis gender dan pernikahan anak.
Pengarusutamaan Gender melalui Kolaborasi dengan Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Musi Banyuasin
Penandatanganan PKS dalam Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2010 mencatat, jumlah perempuan yang bekerja pada sektor kelapa sawit mencapai sekitar 13,79 juta orang. Angka tersebut merupakan 36 persen dari total pekerja yang terlibat di sektor pertanian Indonesia. Penguatan pemberdayaan kelompok perempuan pada komunitas kelapa sawit dilakukan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama antara Yayasan CARE Peduli (YCP) dan tujuh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). “Kerjasama ini bertujuan memperkuat ekonomi lokal bagi kelompok perempuan. Ini merupakan langkah implementatif dari penandatanganan Nota Kesepakatan antara YCP dengan Pemerintah Kabupaten Muba pada November 2022 lalu melalui Program Pemberdayaan Perempuan pada Komunitas Kelapa Sawit di Musi Banyuasin,” ujar Agus Triwahyuono, Program Manager Yayasan CARE Peduli (YCP) saat prosesi penandatanganan berlangsung dalam rangkaian kegiatan CSR Forum Musi Banyuasin (4/1).
Tujuh OPD yang terlibat dalam kerjasama ini meliputi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan Dan Perindustrian, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah, Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, dan Dinas Ketahanan Pangan. Setiap OPD akan memberikan dukungan sesuai dengan kewenangan, seperti pelatihan dan pendampingan lanjutan.
Dalam sambutannya, Apriyadi Mahmud, Bupati Musi Banyuasin menyampaikan apresiasinya terkait kerjasama, praktik baik dan inovasi yang dilakukan YCP dalam Program Pemberdayaan Perempuan. Menurutnya, program ini tidak hanya memberikan pendampingan dan dukungan aktif, tapi juga memprioritaskan penggunaan sumber daya lokal dalam implementasi kegiatan. “Program pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten harus mencontoh apa yang dilakukan oleh YCP, karena menitikberatkan pada pendampingan dan keberlanjutan dengan mengutamakan sumber daya lokal,” ujarnya.
Pengembangan peran kepemimpinan perempuan dalam kelompok serta peningkatan akses terhadap gizi bagi keluarga juga menjadi target yang ingin dicapai dalam kerjasama, terutama di 13 desa yakni Desa Tegal Mulyo, Desa Sri Mulyo, Desa Bumi Kencana, Desa Karya Maju, Desa Sido Mulyo, Desa Banjar Jaya, Desa Dawas, Desa Cipta Praja, Desa Sumber Agung, Desa Panca Tunggal, Desa Sri Gunung, Desa Suka Damai dan Kelurahan Sungai Lilin. Melalui pembentukan Kelompok Usaha Ekonomi Perempuan (KUEP), para anggota yang didampingi YCP dan OPD, mendapatkan berbagai pengembangan kapasitas, memberdayakan suara perempuan serta memperkuat kepemimpinan perempuan baik dalam ranah rumah tangga maupun masyarakat.
“KUEP hadir sebagai tempat bagi perempuan di Muba untuk meraih kemandirian dan pemberdayaan ekonomi. Anggota KUEP bukan hanya menjadi agen perubahan, tetapi juga inspirator yang kami dampingi di tingkat lokal. Oleh karena itu, dukungan dari tujuh OPD sangat berarti untuk menjaga keberlanjutan program ini. Misalnya, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak akan mendukung pengembangan Posko Pengaduan KBG di desa,” jelas Rasyid Rasiki, Project Manager YCP.
Lebih lanjut Rasyid menyampaikan bahwa proses pemantauan dan evaluasi akan dilaksanakan secara teratur. Pertemuan koordinasi direncanakan dilakukan setiap empat bulan yang akan menjadi wadah dialog dan sinergi antara semua pihak yang terlibat. “Dengan penandatanganan PKS ini, harapannya kerjasama antara YCP dan OPD Kabupaten Muba semakin terjalin kuat dan membawa dampak positif dalam upaya pemberdayaan perempuan di wilayah intervensi,” pungkas Rasyid.

Penulis: Nurainy Darono, Editor: Swiny Adestika
Minarti: Kini Bisa Bantu Menambah Penghasilan dari Kerajinan
Pengrajin Perempuan Berdaya Melalui Usaha Anyaman Lidi Sawit
Memiliki keragaman budaya, Indonesia dikenal dengan seni kriya, salah satu cabang seni rupa yang menghasilkan kerajinan dengan nilai seni budaya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebutkan seni kriya memiliki 5 jenis berdasarkan cara membuatnya, yaitu seni kriya pahat, seni kriya batik, seni kriya tenun, seni kriya bordir, dan seni kriya anyaman. Sepanjang tahun 2022, Kementerian Perindustrian mencatat nilai ekspor produk kerajinan nasional naik mencapai 3.6%.
Indonesia memiliki banyak jenis seni kriya anyaman seperti anyaman dari rotan, pandan, purun serta dari lidi kelapa sawit. Dengan luas kebun kelapa sawit sebesar 14.9 juta hektar yang tercatat dalam Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, membuat Indonesia memiliki bahan baku lidi sawit yang melimpah. Peluang ini dimanfaatkan oleh pengrajin anyaman untuk mengembangkan usahanya, salah satunya para pengrajin perempuan dari Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
“Di daerah kami, karena mayoritas adalah perkebunan kelapa sawit, jadi bahan baku lidi sawit sangat melimpah. Yang dulunya pelepah sawit dibuang, sekarang bisa kami manfaatkan menjadi kerajinan dan dapat memiliki nilai ekonomi,” ujar Minarti, salah satu anggota Kelompok Usaha Ekonomi Perempuan (KUEP) Mandiri Peduli asal Desa Karya Maju, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Minarti mengikuti pelatihan mengayam lidi sawit yang diselenggarakan Yayasan CARE Peduli (YCP) bersama dengan 3 KUEP lainnnya dari Desa Bumi Kencana, Desa Tegal Mulyo, dan Desa Sri Mulyo. “Saya bersemangat sekali bagaimana caranya harus bisa membuat piring lidi, karena memang lumayan rumit dan butuh ketelatenan,” tuturnya.
Selain pelatihan menganyam lidi, YCP memberikan pelatihan kepada perempuan anggota KUEP melalui Program Pemberdayaan Perempuan Pada Komunitas Kelapa Sawit di Musi Banyuasin. Pelatihan tersebut mencakup literasi dan manajemen keuangan, legalitas produk, serta pengemasan dan pemasaran produk. Selain itu, YCP juga menggunakan pendekatan koperasi simpan pinjam untuk meningkatkan ekonomi perempuan, sebagai alternatif sumber pendapatan selama proses penanaman kembali kebun kelapa sawit.
Setelah satu bulan mengikuti pelatihan dari YCP, Minarti dan rekan kelompoknya, Sudarweni, memiliki kepercaya diri untuk memasarkan produk anyaman lidi sawit ke tingkat kecamatan serta kabupaten. Selain piring lidi sawit, bersama dengan anggota KUEP lainnya Minarti berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan produk kerajinan anyaman, yaitu dengan memproduksi jenis anyaman lainnya seperti anyaman mangkuk, keranjang buah, tempat pensil, hiasan dinding, dan kotak tisu.
“Yang dulunya hanya di rumah, sekarang sudah banyak kegiatan, jadi sibuk ikut pelatihan, dan juga mendapatkan banyak teman.” tutur Sudarweni, anggota KUEP Desa Karya Maju. Minarti dan Sudarweni adalah ibu rumah tangga yang kini menjadi pengrajin setelah mengikuti rangkaian pelatihan yang diinisiasi YCP. Mereka membuka usaha menjual hasil kerajinan anyaman dari lidi sawit untuk menambah pemasukan keluarga. Pada bulan Juli sampai Desember 2023, KUEP Mandiri Peduli telah memproduksi 525 buah kerajinan lidi sawit dengan total penghasilan lebih dari 5,5 juta Rupiah. “Kini saya bisa membantu suami menambah penghasilan sampingan dari hasil penjualan kerajinan. Sekarang punya usaha di rumah sambil mengurus anak tanpa harus meninggalkan kewajiban ibu rumah tangga,” ujarnya.
Selain dari aspek ekonomi, perubahan pada peran dalam rumah tangga juga dirasakan oleh Minarti. Sutrisno, suami Minarti awalnya menunjukkan sikap netral. Setelah mengikuti pelatihan male engagement, Sutrisno lebih mendukung usaha kerajinan lidi sawit isterinya. “Setelah adanya pelatihan gender, suami menjadi lebih paham tentang peran dalam rumah tangga. Jadi, seorang perempuan tidak harus duduk di rumah saja. Perempuan juga boleh memiliki pendapat, dimana suami pun harus mendengarkan dan menghargai,” jelas Minarti.
Diceritakan Minarti, Sutrisno mendukung dengan merakit sendiri mesin penyerut lidi dan memberikan izin rumahnya untuk digunakan sebagai basecamp atau rumah produksi serta toko berjualan produk kerajinan anyaman lidi sawit KUEP Mandiri Peduli.
Dedikasi Minarti dan Sudarweni membuahkan hasil dengan banyaknya pesanan kerajinan. Hasil kerajinan KUEP Mandiri Peduli diundang untuk mengisi salah satu stan dalam MUBA Expo 2023, serta mendapatkan juara ketiga pada Lomba Produk Inovatif tingkat Kabupaten. Tidak hanya itu, KUEP Mandiri Peduli pun diundang sebagai pembicara pada kegiatan Peningkatan Kapasistas SDM dan kegiatan Inkubasi Usaha Kabupaten Musi Banyuasin. “Dari adanya event itu, kami mulai dikenal banyak orang. Kerajinan piring lidi menjadi viral di daerah kami,” jelas Sudarweni.
Meskipun masih ada tantangan dalam menjalankan usaha kerajinan dari lidi kelapa sawit, menurut Minarti, dukungan dari keluarga dan lingkungan desanya mampu menjadi motivasi baginya untuk terus berkembang. “Perubahan ini membawa kita pada hal-hal yang lebih baik, dan kami siap menghadapi tantangan di masa depan. Ini semua dapat terjadi berkat Yayasan CARE Peduli,” tutur Minarti. Hingga kini, KUEP Mandiri Peduli mendapatkan pesanan dari berbagai pihak seperti restoran dan kafe lokal serta dari instansi pemerintah. Minarti berharap kedepannya kerajinan anyaman lidi sawit dapat berkembang lebih besar ke tingkat provinsi dan nasional dan keberhasilan mereka dapat menginspirasi perempuan lain untuk mandiri dan percaya diri dalam menjalani usaha mereka.
***

Penulis: Nurainy Darono, Editor: Swiny Adestika
Cegah Kekerasan Berbasis Gender di Jawa Barat, Kelompok Perempuan JEKATA Sosialisasikan Posko Pengaduan
Partisipasi dalam Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Dilansir dari laman kekerasan.kemenppa.go.id, kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia sejak 1 Januari 2024 hingga saat ini tercatat sebanyak 1.124 kasus. Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu provinsi dengan jumlah kasus kekerasan yang tertinggi tercatat di laman tersebut, yakni sebanyak 106 kasus. Perempuan dan anak menjadi korban tindak kekerasan yang tercatat terjadi di Jawa Barat.
Upaya pencegahan dan penanganan kekerasan, terutama Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Jawa Barat terus diupayakan, termasuk oleh kelompok perempuan di tingkat tapak, salah satunya oleh para anggota Jaringan Pemberdayaan untuk Perempuan Tangguh (JEKATA) di Kabupaten Purwakarta dan Sukabumi. Dikelola oleh Pemerintah Daerah dan di bawah naungan JEKATA, posko pengaduan KBG dibentuk sebagai wadah bagi korban tindak kekerasan, terutama perempuan dan anak perempuan untuk mendapatkan perlindungan dan penanganan. Bantuan yang diberikan diantaranya: pendampingan korban dalam pembuatan pengaduan resmi ke pihak berwajib, dukungan psikososial, layanan kesehatan, serta perlindungan hukum.
“Pada penanganan kasus kekerasan, anggota JEKATA mengawal dengan memberikan perlindungan pada korban melalui penyediaan rumah aman dan membantu pemulihan korban dengan pendampingan ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A),” Ujar Widiani, salah satu anggota JEKATA Kabupaten Purwakarta pada kegiatan sosialisasi posko pengaduan (10/12) di desanya. Kegiatan sosialisasi keliling desa dilakukan sebagai bentuk dukungan JEKATA dalam kampanye global 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKtP) yang berjalan pada bulan November hingga Desember tahun 2023 lalu.
Sosialisasi posko pengaduan dilakukan 130 anggota JEKATA di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Sukabumi. Mengusung tema “Kenali Hukumnya, Komunitas Lindungi Korban, Perempuan Peduli”, edukasi keliling desa dilakukan untuk mencegah tindak kekerasan, yang berhasil menjangkau ratusan warga yang beromisili di 7 desa Kabupaten Sukabumi, yakni Desa Babakansari, Desa Pondok Kaso, Desa Bojongpari, Desa Lebaksari, Desa Parakansalak, Desa Bojongasih, dan Desa Bojonglongok di Kabupaten Sukabumi serta 11 desa di Kabupaten Purwakarta, yakni Desa Cimahi, Desa Cikumpay, Desa Cilandak, Desa Kertamukti, Desa Cijunti, Desa Karangmukti, Desa Cikopo, Desa Cibodas, Desa Campakasari, Desa Balikarah, dan Desa Cijaya.
Nuryani, salah satu anggota senior JEKATA di Kabupaten Purwakarta turut berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi. Selain sebagai anggota, Yani yang juga menjadi tokoh perempuan penting di desanya menyampaikan bahwa partisipasi JEKATA dalam kampanye 16 HAKtP menjadi momentum penting untuk bersama-sama memberikan pemahaman hingga ke tingkat keluarga dalam masyarakat. “Dengan berpartisipasi dalam kampanye 16 HAKtP, masyarakat akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang dukungan JEKATA melalui Posko Pengaduan. Tujuan kami adalah untuk mengambil bagian dalam mengurangi jumlah kasus kekerasan di desa,” tuturnya.
Didukung pembentukannya oleh Yayasan CARE Peduli (YCP) pada 2022 lalu dan mendapatkan penguatan kapasitas melalui berbagai pelatihan termasuk pelatihan paralegal, JEKATA semakin pesat berkembang. Upaya YCP mencegah tindak kekerasan terutama KBG tidak hanya menjangkau para perempuan dan anak perempuan, tetapi juga melibatkan laki-laki dalam meningkatkan pemahaman terkait keadilan gender dan upaya pencegahan dan penanganan KBG.
Japra, seorang Polisi Desa Bojonglongok menjadi salah satu peserta pelatihan yang diinisiasi YCP di Kabupaten Sukabumi dalam pendekatan male engagement. Menurut Japra, peran aktif laki-laki sangat penting untuk keberhasilan mencegah terjadinya tindak kekerasan di lingkungan desa. “Saya merasa bangga dengan isteri saya dan JEKATA Sukabumi yang aktif mencegah dan menangani tindak kekerasan di lingkup desa. Saya juga merasa terpanggil sebagai kaum laki-laki untuk ikut terlibat,” ujar Pak Japra di sela pengawalan kegiatan sosialisasi keliling desa.
Hingga kini, JEKATA berhasil menginisiasi 13 Posko Pengaduan yang tersebar di Kabupaten Purwakarta dan Sukabumi. Kemajuan Posko Pengaduan dalam perjalanannya didukung oleh banyak pihak, seperti perwakilan Pemerintah tingkat Desa dan tingkat Kecamatan serta masyarakat umum. “Salah satu kontribusi kita terhadap masyarakat yaitu melalui Posko Pengaduan. Kami berharap bahwa angka kekerasan dapat menurun, baik di tempat kerja dan di lingkungan desa,” ucap Yohanna Tantria, Program Coordinator YCP.
Penulis: Nurainy Darono, Editor: Swiny Adestika
16 DOA: Kelompok Perempuan JEKATA Memperkenalkan Pos Pengaduan Kekerasan Berbasis Gender di Desa Mereka
Lebih dari 130 anggota JEKATA (Jaringan Pemberdayaan untuk Perempuan Tangguh) di Purwakarta dan Sukabumi berpartisipasi dalam kampanye 16 Hari Aktivisme (25/11-10/12) dengan memperkenalkan Posko Pengaduan Kekerasan Berbasis Gender (KBG) yang didirikan di desa mereka. JEKATA sebagai kelompok perempuan akar rumput, bertujuan untuk menyuarakan kesetaraan, perlindungan, martabat dan hak asasi manusia bagi perempuan di desa-desa.
Pengarusutamaan Gender Melalui Kolaborasi Efektif bersama OPD Kabupaten Musi Banyuasin
Mengawali tahun 2024, pemberdayaan kelompok perempuan di dalam komunitas kelapa sawit diperkuat melalui penandatanganan kerja sama antara Yayasan CARE Peduli (YCP) dengan 7 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Musi Banyuasin. Kemitraan ini bertujuan untuk memperkuat ekonomi lokal bagi kelompok perempuan, menumbuhkan kepemimpinan perempuan di dalam kelompok tersebut, dan meningkatkan akses gizi bagi keluarga, khususnya di 13 desa yang menjadi wilayah fokus YCP.
Peresmian Depot Air dan Kampanye Hari Cuci Tangan Sedunia: Kolaborasi untuk Pencegahan Stunting di Kabupaten Sumbawa Barat
Sekongkang, 17 Oktober 2023 – Dalam upaya terwujudnya akses terhadap air bersih bagi peserta Program Penurunan Stunting untuk Generasi Sehat, Cerdas dan Tangguh di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) bekerja sama dengan Yayasan CARE Peduli (YCP) meresmikan sekaligus melakukan serah terima Depot Air kepada Komite Air dan Pemerintah Desa Sekongkang Atas. Kegiatan peresmian yang dihadiri oleh Bupati KSB, H. W. Musyafirin, merupakan bagian dari aksi kolaborasi AMMAN, YCP dan Pemerintah KSB. Kegiatan peresmian ini dirangkaikan dengan pelaksanaan kampanye Hari Cuci Tangan Sedunia, dengan tema “Tangan yang bersih berada dalam jangkauan” yang bertujuan untuk memberikan edukasi kesehatan dan penyuluhan berbasis masyarakat tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun (CTPS) dalam pencegahan stunting.
Selain perwakilan dari Pemerintah Kabupaten, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Bintara Pembina Desa (Babinsa), dan Camat Maluk dan Sekongkang. Dalam melakukan edukasi dan penyuluhan, kegiatan ini juga dihadiri oleh masyarakat dan siswa dan siswi perwakilan dari TK Negeri Sekongkang, SD Negeri 1 Sekongkang Atas, SD Negeri Sekongkang Bawah, dan SMP Negeri Sekongkang atas.
Kampanye Hari Cuci Tangan Sedunia menyoroti bagaimana pentingnya CTPS sebagai upaya pencegahan stunting. Sanitasi yang baik merupakan faktor penting dalam mencegah berbagai macam masalah kesehatan dan gizi, salah satunya adalah untuk mencegah stunting. Dalam hal ini, contohnya adalah mencuci tangan pakai sabun sebelum makan, yang dapat mencegah penularan penyakit, terutama saat memberi makan anak.
Pada pelaksanaannya, Bupati KSB, H. W. Musyafirin, mendemonstrasikan bagaimana cara yang benar untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, yang diikuti dengan demonstrasi masak makanan lokal bergizi tinggi, bersama tim Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) Sekongkang Atas. Beliau mengatakan, “Kami sangat menghargai kontribusi AMMAN dan Yayasan CARE Peduli. Depot Air yang diberikan adalah langkah positif dalam mendukung akses air bersih di wilayah ini. Kami berharap bahwa Depot Air ini akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat KSB yang juga dapat mencegah stunting. Selain itu, hari ini adalah hari yang spesial dimana kita memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia. Semoga inisiatif ini dapat memengaruhi perubahan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan stunting dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi muda.”
Pada kesempatan terpisah, Vice President Social Impact AMMAN, Priyo Pramono, menjelaskan bahwa upaya yang AMMAN lakukan adalah langkah kolaborasi nyata dalam pengembangan masyarakat KSB. “Sebagai perusahaan yang berkomitmen terhadap pelaksanaan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), AMMAN senantiasa mendorong upaya kolaborasi yang strategis dan terukur untuk percepatan penurunan stunting, salah satunya melalui penyediaan akses air bersih yang memadai bagi masyarakat,” jelas Priyo.
Project Manager Yayasan CARE Peduli, Muhammad Ikraman mengatakan, “Kami berharap bahwa upaya kami hari ini akan memberikan inspirasi bagi komunitas untuk menjadikan sanitasi, terutama cuci tangan pakai sabun, sebagai bagian penting dari gaya hidup kita. Tak kalah penting, dengan adanya Depot Air, masyarakat dapat mengakses air minum dengan mudah dan terjangkau. Kedua hal ini merupakan hal yang dapat bersama kita lakukan dalam mencegah stunting.”
Dalam upaya pencegahan stunting, CTPS adalah salah satu tindakan sederhana yang bisa melindungi anak-anak dari penyakit dan memastikan pertumbuhan mereka baik dan sehat. Melalui kampanye Hari Cuci Tangan Sedunia ini, Pemerintah Daerah KSB, AMMAN, dan YCP menggalakkan kepada masyarakat, orang tua serta anak-anak usia sekolah untuk terus mempertahankan dan membiasakan diri untuk mencuci tangan pakai sabun.
Depot Air akan memberikan akses yang lebih baik terhadap air bersih kepada masyarakat, sementara kampanye Hari Cuci Tangan Sedunia memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi, khususnya CTPS. Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan dapat memulai budaya bersih sehingga dapat mengurangi risiko stunting sejak dini.





Tentang Yayasan CARE Peduli
Yayasan CARE Peduli (YCP) adalah organisasi kemanusiaan yang berfokus pada pengelolaan risiko bencana, dan kesetaraan gender dan inklusi sosial. YCP secara resmi beroperasi sebagai entitas nasional pada tahun 2018, dan merupakan anggota konfederasi CARE International (CARE).
CARE telah hadir di Indonesia sejak tahun 1967. CARE beroperasi di 102 negara, mendukung 1,495 program penanggulangan kemiskinan dan bantuan kemanusiaan, dan telah menjangkau lebih dari 100 juta orang (sampai dengan 31 Desember 2021).
Di Indonesia, pemberdayaan perempuan dan anak perempuan menjadi prioritas utama dalam setiap program YCP, sebab kesetaraan merupakan bagian dari pembangunan sosial dan ekonomi berkelanjutan. Untuk mengetahui program-program YCP, silakan kunjungi Yayasan CARE Peduli atau ikuti YCP di Instagram, Facebook, LinkedIn, dan YouTube.
Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:
Mega Napitupulu
Branding and Public Relations Manager
Yayasan CARE Peduli
Email: mega_napitupulu@careind.or.id
Tentang AMMAN
PT Amman Mineral Internasional Tbk (IDX: AMMN) merupakan produsen tembaga dan emas terbesar yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Melalui anak usahanya PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), perusahaan memiliki dan mengoperasikan tambang Batu Hijau, tambang tembaga-emas terbesar kedua di Indonesia. AMNT juga mengolah bijih menjadi konsentrat tembaga, serta kegiatan eksplorasi di proyek Elang. Melalui PT Amman Mineral Industri (AMIN), fasilitas smelter tembaga dan pemurnian logam mulia juga kini tengah dibangun dan ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2024. Dengan selesainya fasilitas smelter tembaga dan PMR, AMMAN akan menjadi perusahaan yang terintegrasi secara penuh mulai dari pertambangan, pengolahan, hingga pemurnian secara terintegrasi. AMMN berkomitmen untuk menjadi perusahaan tambang terdepan yang mengutamakan operasional berkelanjutan dan menciptakan warisan yang terbaik bagi Indonesia dan dunia.
Kontak Media:
Dinar Puja Ginanjar
Senior Manager of Corporate Communications
PT Amman Mineral Nusa Tenggara
Email: communications@amman.co.id
JEKATA MEMBAWA KEHARMONISAN DI DALAM KELUARGA IBU TIN
Sebuah kisah tangguh terungkap dari Kabupaten Purwakarta. Ini adalah kisah seorang ibu dan perempuan pekerja garmen berusia 38 tahun, yang sebelumnya mengalami konflik peran ganda dalam keluarganya. Setelah bergabung di JEKATA (Jaringan Pemberdayaan untuk Perempuan Tangguh), ia menemukan keharmonisan dalam keluarga.
Sepulang kerja, Ibu Tin Kartini (Ibu Tin) harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci piring, menyapu, serta mengasuh kedua anaknya. Ibu Tin tidak dapat mengungkapkan perasaannya terhadap suami, karena ia merasa malu untuk meminta bantuan. Ibu Tin merasa bahwa suaminya cukup sulit untuk diajak berbicara apalagi bekerja sama. Konflik peran ganda ini sudah Ibu Tin pikul sejak awal menikah hingga anaknya berusia remaja.
Tahun 2019, kehidupan Ibu Tin mulai berubah. Ia mengikuti pelatihan-pelatihan untuk anggota JEKATA yang diselenggarakan oleh Yayasan CARE Peduli.
Saya sudah mengikuti lebih dari 10 kali pelatihan bersama JEKATA dan Yayasan CARE Peduli. Menurut saya, pelatihan yang sangat bermanfaat adalah pelatihan gender karena pelatihan ini dapat merubah pola pikir saya dan teman-teman lainnya.
Tin Kartini
Ketua kelompok Mam Sedegaber
Program Made By Women
Kini, Ibu Tin sudah berani jujur terhadap suami dan menjadi lebih percaya diri. Selain itu, komunikasi yang baik juga terjalin antara Ibu Tin, suami dan anak-anaknya.
Perubahan di dalam keluarganya tidak terjadi secara instan, namun membutuhkan proses. Kini, suaminya sudah mengerti dan mau membantu pekerjaan rumah seperti mencuci piring dan menyapu. Anak remaja laki-laki Ibu Tin, Ujang, sekarang sudah membantu menyapu maupun mencuci baju.
Sesampainya dirumah seusai kerja, Ibu Tin hanya perlu melipat baju; suami dan anak-anak Ibu Tin sekarang sudah membantu mengurus pekerjaan rumah tangga bersama-sama. Seperti tumor yang sudah terangkat, beban ganda Ibu Tin pun tidak ada lagi. Ibu Tin dapat merasakan manfaat setelah bergabung di JEKATA – kerja sama yang baik dan keharmonisan dalam rumah tangganya.
Posko Pengaduan Kasus Kekerasan Resmi Diluncurkan di 9 Desa di Kabupaten Purwakarta
Sebagai tindak lanjut dari Deklarasi Perempuan yang disusun oleh JEKATA (Jaringan Pemberdayaan untuk Perempuan Tangguh)—bagian dari Program Made by Women—pada 6-7 September 2023, Yayasan CARE Peduli (YCP) dan JEKATA meluncurkan Posko Pengaduan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di 9 desa di Kabupaten Purwakarta: Cijaya, Cisaat, Cikumpay, Cimahi, Karangmukti, Kertamukti, Cilandak, Cikopo dan Cibodas.
Didirikannya Posko Pengaduan ini merupakan aksi nyata dan bukti pencapaian JEKATA Purwakarta setelah satu tahun mendorong kolaborasi dan keterlibatan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Desa (Pemdes) dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di komunitas desa. Posko Pengaduan ini juga merupakan wujud komitmen desa setelah mengikuti serangkaian kegiatan pelatihan pendampingan korban kekerasan yang difasilitasi oleh YCP.
Pemerintah Desa di 9 (sembilan) desa di Kabupaten Purwakarta telah menunjukkan komitmennya dengan menerbitkan Surat Keputusan (SK) yang bertujuan untuk membentuk tim pendamping bagi perempuan dan anak korban kekerasan atau yang disebut tim paralegal.
RD Heni H, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Purwakarta mengatakan, “Kami sangat mendukung dan mengapresiasi YCP dan JEKATA atas peluncuran Posko Pengaduan di 9 desa di Purwakarta. Kami juga berharap perempuan dan anak korban kekerasan bisa berani untuk melaporkan kasusnya di Posko Pengaduan. Melalui Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), kami pun berkomitmen penuh untuk melakukan yang terbaik dalam menangani setiap kasus kekerasan yang terjadi, sehingga perempuan dan anak korban kekerasan mendapatkan hak-haknya.”
Bonaria Siahaan, Chief Executive Officer Yayasan CARE Peduli mengatakan, “Kami percaya dengan adanya Posko Pengaduan ini, perempuan dan anak korban kekerasan akan mendapatkan perlindungan dan pendampingan yang adil dan setara. Peluncuran Posko Pengaduan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen dan kolaborasi antara Pemerintah Desa, JEKATA dan Yayasan CARE Peduli. Khususnya JEKATA, dalam upayanya memperjuangkan hak-hak pekerja perempuan dan berkontribusi dalam mewujukan kehidupan yang adil dan setara gender di komunitas desa.”
Pemerintah Desa juga menunjukkan dukungan yang luar biasa dengan menyediakan ruangan yang dapat digunakan sebagai Posko Pengaduan serta menugaskan beberapa staf untuk mengelola fasilitas tersebut. Sebagai bagian dari kolaborasi, Pemdes secara resmi menunjuk dan mengangkat anggota JEKATA Purwakarta di tiap desa sebagai tim paralegal yang akan bertanggung jawab—atas nama Pemdes—sebagai tim pendamping bagi perempuan dan anak korban kekerasan.
Yeyep Sugara, Kepala Desa Cilandak mengatakan, “Kami mewakili dari pihak Desa sangat mendukung didirikannya Posko Pengaduan ini dalam mendukung penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Bentuk support yang kami berikan adalah penyediaan ruang sebagai tempat pengaduan. Kami pun sangat mendukung kelompok perempuan JEKATA dalam bersinergi dengan Pemdes. Dan untuk kedepannya, desa akan mengundang pihak JEKATA dalam Musrenbangdes, sehingga usulan-usulan baru dapat disampaikan secara langsung.”
Selain menjadi ’ruang aman’ ketika terjadi tindak kekerasan, Posko Pengaduan Desa juga berfungsi sebagai tempat edukasi bagi masyarakat untuk dapat memahami mengenai KBG.




