Search
Close this search box.

Mempopulerkan kreasi usaha Kelompok Perempuan di MUBA Expo 2024

Galeri

Perempuan dapat berdaya membatu ekonomi keluarga melalui kreatifitas. Gabungan 13 Kelompok Usaha Ekonomi Perempuan (KUEP) dari Kecamatan Keluang, Kecamatan Sungai Lilin, dan Kecamatan Tungkal Jaya di Kabupaten Musi Banyuasin yang didampingi oleh CARE Indonesia mengikuti Musi Banyuasin (MUBA) Expo 2024. Lebih dari 800 pengunjung yang datang ke stan KUEP antusias membeli berbagai produk yang dibuat oleh kelompok perempuan. Kerajinan tangan, makanan ringan, hingga minuman herbal kreasi anggota KUEP menjadi daya tarik pengunjung untuk datang. Apresiasi dari penyelenggara pun diberikan kepada stan KUEP sebagai Juara Harapan I Terbaik

Berkolaborasi Menurunkan Angka Stunting

Galeri

Kekurangan gizi pada anak akan berimbas pada kecerdasan dan kesehatan tubuh. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan CARE Indonesia, didukung oleh Pemerintah Kabupaten Bandung berkolaborasi melalui program percepatan penurunan stunting di Kecamatan Pangalengan. Program yang berjalan di tiga desa, yakni Desa Banjarsari, Desa Sukamanah, dan Desa Marga Mukti ini akan menjangkau 240 anak dengan kondisi stunting, underweight, dan wasting serta ibu hamil dengan Kondisi Energi Kronis (KEK), anemia dan ibu menyusui.

Kolaborasi CARE Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan Menginisiasi Program Percepatan Penurunan Stunting di Pangalengan, Kabupaten Bandung

Berita

Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 dari Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan menyebutkan angka prevalensi stunting di Kabupaten Bandung sebesar 29,2 persen. Upaya penurunan angka prevalansi stunting untuk mewujudkan generasi emas Indonesia dilakukan CARE Indonesia dengan pendanaan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), melalui program perecepatan penurunan stunting di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, Ph.D menyampaikan dalam sambutannya pada peluncuran program percepatan penurunan stunting (4/10) di kantor Kepala Desa Marga Mukti, Kecamatan Pangalengan, bahwa inisiasi yang menjadi bagian bantuan sosial LPS Peduli Bakti Bagi Negeri ini menargetkan menjangkau anak dengan kondisi stunting, underweight dan wasting serta ibu hamil dengan Kondisi Energi Kronis (KEK), anemia dan ibu menyusui menjadi partisipan program di tiga desa, yakni Desa Banjarsari, Desa Sukamanah dan Desa Marga Mukti.

“Bantuan yang diberikan diharapkan dapat berpengaruh kepada generasi muda di masa depan. Selain itu, dukungan program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan anak dan ibu hamil di kalangan orang tua dan masyarakat secara umum,” ujar Purbaya.

Peluncuran program dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, diantaranya Ruli Hadiana, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung yang ditugaskan mewakili PJs Bupati Bandung, Esti Andayani, Dewan Pembina YCP, Dr. Agus Prabowo, Dewan Pengawas YCP, pimpinan perwakilan LPS, Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Bandung, aparatur Kecamatan Pangalengan, aparatur Desa, koordinator kelompok Dapur Sehat dan perwakilan masyarakat desa.

Ruli Hadiana menyambut baik kolaborasi untuk percepatan penurunan stunting di Kecamatan Pangalengan. Dikky menyampaikan penurunan prevalansi stunting menjadi salah satu program utama pemerintah Kabupaten Bandung dan memerlukan dukungan serta partisipasi dari seluruh pihak termasuk korporasi dan lembaga masyarakat. “Pemerintah mengucapkan terima kasih, adanya kegiatan kerja sama antara LPS dan CARE yang telah melakukan penanganan stunting, karena program penanganan stunting ini nasional sifatnya, terutama di Kabupaten Bandung, karena Kabupaten Bandung juga menjadi perhatian dalam penurunan prevalensi stunting. Mudah-mudahan dengan cara itu, LPS juga akan terus membantu CARE juga sama, kita pun terbantu dan akan dijadikan sebuah contoh. Mudah-mudahan saja pada akhirnya target Kabupaten Bandung tingkat prevalensinya 17% bisa tercapai,” ujarnya.

Implementasi percepatan penurunan stunting di Kecamatan Pangalengan menurut CEO CARE Indonesia, Dr. Abdul Wahib Situmorang, akan dilakukan dengan pendekatan holistik melalui intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan anak akan dilakukan melalui pendampingan pengembangan kebun gizi dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan yang akan dikelola oleh 12 kelompok Dapur Sehat dengan 72 personil kader yang berkoordinasi dengan Puskesmas, perangkat desa dan perwakilan masyarakat desa. Ke-12 kelompok akan memastikan pelaksanaan PMT Pemulihan selama 90 hari. Di periode yang sama, intervensi sensitif juga akan dilakukan untuk peningkatan pengetahuan masyarakat terkait perilaku hidup sehat dan kelas pengasuhan.

“Partisipan program akan memfokuskan pada sekitar 240 anak balita dengan kondisi stunting, underweight dan wasting serta ibu hamil dengan KEK, anemia dan ibu menyusui hingga Desember 2024. Bersama kader Dapur Sehat yang sebelumnya sudah mendapat pengembangan kapasitas dari CARE dan pembentukan SK dari desa, implementasi program akan memastikan seluruh kegiatan seperti pembentukan kebun gizi dan pelatihan serta pendampingan bagi keluarga partisipan berjalan serta terpantau hasilnya secara menyeluruh. Saat ini pelaksanaan program memasuki tahapan PMT yang akan dilakukan secara berturut-turut selama 90 hari. Hingga hari ini sudah berjalan selama 29 hari,” ujar Abdul.

Pemantauan implementasi program menurut Abdul akan dilakukan secara terperinci melalui pemantauan lapangan, pemantauan realtime melalui CARE Stunting Reduction Dashboard setiap kali PMT diberikan. Selain itu, pemantauan berkala tiap dua minggu, bulanan, tiap tiga bulan akan dilakukan untuk memastikan implementasi yang dilakukan membawa perbaikan gizi dan pemahaman partisipan. “Konsistensi pemantauan dan evaluasi penting bagi kami sehingga akan dilakukan dalam beberapa tahapan. Tidak hanya kepada masyarakat, pelibatan pemangku kepentingan lain seperti perangkat desa, lembaga pemerintah dan organisasi masyarakat menjadi penting dalam melihat dampak, efektivitas dan efisiensi,” ujarnya.

Iis Sumiyati, salah satu kader Dapur Sehat dari Desa Banjarsari menyampaikan, pemantauan realtime setiap pengantaran PMT dan pemantauan bertahap sudah dilakukan. Menurutnya, setelah pelaksanaan PMT selama dua minggu, pemantauan terhadap berat dan tinggi badan anak serta kondisi kesehatan ibu hamil penerima PMT menunjukan hasil yang baik. “Setelah PMT 2 minggu, kami sempat melakukan penimbangan dan pengukuran berat dan tinggi anak serta pemantauan kondisi para ibu hamil. Alhamdulillah, sangat memuaskan. Bahkan anak yang mendapatkan PMT terlihat perkembangannya. Alhamdulillah ada peningkatan. Ada anak yang berat badannya naik hingga 1 kilogram, tinggi badan naik 2-3 centimeter. Para orang tuanya juga bersyukur, berterima kasih sudah membantu anaknya,” ungkap Iis.


Penulis: Swiny Adestika

Mendorong Kolaborasi Perlindungan Iklim di Bali International Air Show (BIAS) 2024

Galeri

Korporasi di industri aviasi menyambut baik upaya mendorong perlindungan iklim dan tata kelola sosial (ESG) melalui kolaborasi dengan CARE Indonesia. Selama perhelatan Bali International Air Show 2024 (BIAS), pertemuan dan diskusi antara CARE Indonesia dan berbagai korporasi di industri aviasi seperti Garuda Group, Airbus, Etihad, Air Asia dan Alliance 21 mendapat respon baik untuk kolaborasi dalam program perlindungan iklim melalui proteksi ekosistem mangrove serta program percepatan penurunan stunting.

Dukungan positif juga datang dari pengunjung yang menghadiri Public Day di BIAS 2024. Pengunjung yang merupakan pelajar, warga serta organisasi lokal di Bali antusias terhadap anyaman piring dari lidi sawit dari kelompok perempuan di Kab. Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang dipamerkan selama kegiatan serta dengan hasil dari program-program yang dijalankan CARE Indonesia.

Kolaborasi perangkat desa dan masyarakat di Kabupaten Sigi untuk menghindari kesenjangan dan kekerasan pada perempuan

Galeri

38 perwakilan dari 6 desa di Kabupaten Sigi, BPD (Badan Permusyawaratan Desa), Satgas PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak), serta perwakilan kelompok pemuda dan kader perempuan desa, mengikuti pelatihan perencanaan dan penganggaran kegiatan responsive gender dan addvokasi (10-11 September 2024). Dengan berbagai metode selama pelatihan, peserta mengidentifikasi serta memetakan peluang dan tantangan dalam implementasi kegiatan berbasis gender di tiap-tiap desa.

Menambah Penghasilan Dari Belakang Rumah

Galeri

Ibu Putri Bersama dengan anggota Kelompok Usaha Ekonomi Perempuan (KUEP) Simpati Kencana dari desa Bumi Kencana, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan berhasil melakukan panen pertama dari ternak jangkrik yang ia kembangkan di belakang rumahnya. Dengan potensi pasar yang cukup tinggi, panen jangkrik tersebut telah menghasilkan omzet 3.140.000 Rupiah.

Gotong Royong Tingkatkan Akses Air Minum Aman di Dusun Jelenga, Depot Air Diresmikan

Cerita

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2020 – 2024 menargetkan akses air minum nasional sebesar 100% untuk akses air minum layak dan 15% untuk akses air minum aman. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 mencatat 96,38% Rumah Tangga di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) memiliki akses terhadap sumber air minum layak.

Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, S.T. M.M.Inov. menjelaskan dalam sambutannya meresmikan depot air minum aman yang menjadi rangkaian kegiatan Bulan Bakti Gotong KSB (2/9) bahwa depot air minum di Dusun Jelenga, Desa Beru memiliki kapasitas produksi mencapai 159 galon air per hari. Pembangunan depot merupakan bagian dari program pemerintah Desa Beru dari Dana Desa Perubahan untuk mendorong penurunan stunting. Sehingga air yang dihasilkan dipastikan memenuhi standar dari Pemerintah.

“Air dari depot ini telah di uji di laboratorium pemerintah sesuai dengan Permenkes No. 2 Tahun 2023, sehingga aman untuk di konsumsi. Dari depot, sekitar 1.000 jiwa yang berdomisili di area sekitar mendapatkan akses air minum aman. Pembangunan depot dirancang bisa untuk memenuhi kebutuhan air minum aman hingga 15 tahun,” ujarnya.

Sumber air untuk produksi air aman minum di depot berasal dari dua sumber sumur, yakni sumur bor yang dibangun dari Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) dan sumur bor dangkal yang dibangun oleh Yayasan CARE Peduli (YCP).

Muhammad Ikraman, Project Manager YCP di KSB menyampaikan sumur bor dibangun YCP di Dusun Jelenga memiliki kedalaman 10 meter dan akan dikelola oleh Komite Air yang berasal dari perwakilan pemerintah desa dan masyarakat. “Kami melihat lokasi Dusun Jelenga yang berada di pesisir memiliki keterbatasan air bersih sementara kebutuhan air bersih serta sanitasi menjadi bagian dari intervensi sensitif yang penting untuk menurunkan angka stunting,” ujarnya.

Ikraman lebih lanjut menjelaskan, keluarga di Dusun Jelenga, Desa Beru yang memiliki anak dengan kondisi stunting dan wasting serta ibu hamil dengan kondisi anemia akan mendapatkan air aman minum dari depot air sebanyak satu galon per hari yang merupakan komitmen dari komite air. “Jika ada kebutuhan lebih dari satu galon per hari maka setiap galon tambahan dapat dibeli seharga 5.000 rupiah,” ungkap Ikraman.

Komite air menurutnya telah mendapat pendampingan dan peningkatan kapasitas untuk perawatan dan perbaikan depot agar dapat mengelola unit usaha depot air secara mandiri. “Harapannya dari pendampingan dan pelatihan yang sudah dilakukan bersama YCP, komite air tidak hanya mengelola depot tetapi juga terus meberikan edukasi pada keluarga di Dusun Jelenga untuk menjaga kesehatan dengan cara memberian air aman minum kepada keluarga mereka,” jelasnya.

Pembangunan sumur bor menjadi bagian dari program percepatan penurunan stunting yang merupakan kolaborasi antara PT Amman Mineral, Pemerintah KSB dan YCP. Intervensi sensitif, salah satunya melalui penyediaan akses air bersih, serta intervensi spesifik menjadi pendekatan holistik yang dilakukan YCP di 16 desa di KSB. Selain sumur bor dangkal di Dusun Jelenga, Desa Beru, penyediaan akses air bersih sebagai upaya percepatan penurunan stunting juga di lakukan di  5 Desa lain, yakni sumur bor dalam di Desa Talongan serta Depot Air di beberapa desa seperti Desa Tatar, Desa Ai Kangkung, Desa Talonang Baru, Desa Sekongkang Atas.

Dr. Abdul Wahib Situmorang, CEO YCP menyampaikan apresiasi tinggi atas dukungan Bupati dan jajaran Pemerintah KSB pada berbagai kegiatan dalam program percepatan penurunan stunting. Menurutnya, peran aktif dan dukungan pemerintah KSB menjadi kunci keberhasilan penurunan angka stunting di KSB menjadi 7,83 persen di tahun 2023 sesuai hasil laporan aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).

“CARE Indonesia sebagai mitra dari AMMAN yang bekerjasama erat dengan Pemerintah KSB sangat mengapresiasi dukungan penuh yang diberikan pada pendekatan holistik yang kami terapkan. Tidak hanya pada akses penyediaan air bersih, namun pendekatan holistik di Desa Beru juga dilakukan melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan kepada anak dengan kondisi stunting dan ibu hamil dengan Kondisi Energi Kronik (KEK), pendampingan untuk edukasi pola asuh, penerapan gaya hidup bersih dan sehat, pelatihan kesetaraan gender serta pendampingan kelompok ekonomi perempuan,” ujarnya.

Sejak 2022, program percepatan penurunan stunting di Desa Baru telah menjangkau 304 peserta yakni 228 peserta perempuan dan 73 peserta laki-laki, melalui PMT Pemulihan, berbagai pelatihan dan pendampingan. Selain itu, bantuan modal usaha untuk Kelompok Usaha Mikro Perempuan Maju Bersama di Desa Beru juga diberikan kepada kelompok perempuan Desa Beru sebesar 10 juta rupiah.

Penulis: Swiny Adestika

Gotong Royong Tingkatkan Akses Air Minum Aman di Dusun Jelenga, Depot Air Diresmikan

Galeri

Depot air minum di Dusun Jelenga, Desa Beru diresmikan oleh Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, S.T. M.M.Inov (2/9) dengan kapasitas produksi mencapai 159 galon air per hari. Pembangunan depot merupakan bagian dari program pemerintah Desa Beru dari Dana Desa Perubahan untuk mendorong penurunan stunting. Sehingga air yang dihasilkan dipastikan memenuhi standar dari Pemerintah. Dari depot, sekitar 1.000 jiwa yang berdomisili di area sekitar mendapatkan akses air minum aman. Sumber air untuk produksi air aman minum di depot berasal dari dua sumber sumur, yakni sumur bor yang dibangun dari Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) dan sumur bor dangkal yang dibangun oleh Yayasan CARE Peduli (YCP), yang merupakan bagian dari program percepatan penurunan stunting, kolaborasi Amman Mineral, Pemerintah KSB dan YCP.

Penguatan Kapasitas Kepemimpinan dan Komunikasi Bagi Manajemen Pabrik Garmen

Galeri

Peningkatan kapasitas gender bagi manajemen penting dilakukan untuk memberikan pemahaman pentingnya kesetaraan gender dalam supply chain sehingga diharapkan dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan yang responsif gender di perusahaan. Memperingati HUT RI ke-79 (30-31/8), rangkaian pelatihan di PT Glory Industrial, satu mitra Program Unggulan Jaringan Kesetaraan Gender Target di Semarang, dimeriahkan dengan aktivitas bersama karyawan melalui lomba dan diskusi untuk juga memperkuat relasi sekaligus pemahaman mengenai pentingnya pelibatan berbagai pihak dalam mewujudkan kesetaraan gender di tempat kerja.

Ciptakan Tempat Kerja Bebas Kekerasan Melalui Pelatihan Pada Managemen Perusahaan

Berita

Gender Equity Survey (GES) dan baseline yang dilakukan oleh Yayasan CARE Peduli (YCP) menunjukan perempuan pekerja di sektor garmen sering dibebani oleh tekanan produktivitas yang tinggi dan menghadapi ketidakadilan gender di tempat kerja, termasuk pelecehan seksual dan diskriminasi yang berdampak negatif pada kesejahteraan. Akibatnya, pekerja perempuan menjadi lebih rentan terhadap risiko kesehatan, keamanan, dan keselamatan.

“Mengatasi ketidakadilan gender dan menciptakan tempat kerja yang aman serta berkeadilan, penting melibatkan manajemen perusahaan agar bisa memahami dan menganalisis isu-isu gender yang dihadapi perempuan pekerja di industri garmen,” ujar Thaufiek Zulbahary, Gender Specialist Yayasan CARE Peduli (YCP) untuk program Target Gender Equity Framework (TGEF) saat membuka pelatihan pengenalan kekerasan berbasis gender (KBG) dan kekerasan terhadap perempuan (KTP) bagi manajemen untuk mitra YCP, PT Dasan Pan Pacific di Kabupaten Sukabumi (27/7). Thaufiek menjelaskan, pelatihan dilakukan untuk memperkuat kapasitas manajemen dalam mengenali berbagai bentuk kekerasan di tempat kerja dan meningkatkan komitmen mereka dalam upaya pencegahan serta penanganan. Sebanyak 34 perwakilan manajemen dari PT Dasan Pan Pacific di Kabupaten Sukabumi dan PT Glory Industrial di Kabupaten Demak yang menjadi mitra dalam program TGEF mengikuti pelatihan.

Metode diskusi kelompok yang interaktif disampaikan Thaufiek dapat menarik partisipasi aktif peserta sekaligus menjelaskan akar masalah, contoh perilaku, dampak terhadap korban, serta layanan yang dibutuhkan dalam menangani kasus kekerasan berbasis gender (KBG) dan Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP).

Salah satu peserta pelatihan, Vemi Januarita, Supervisor Gudang Accessories PT Dasan Pan Pacific, menyatakan bahwa setelah mengikuti pelatihan ini, ia lebih memahami berbagai bentuk KBG, diskriminasi, dan beban ganda yang dialami oleh perempuan. “Saya dan teman-teman kini lebih siap untuk mencegah segala bentuk kekerasan berbasis gender, serta berupaya menciptakan tempat kerja yang aman dan bebas dari kekerasan,” ujarnya.

Pada pelatihan serupa di PT Glory, Risca Dwi Ambarsari, Gender Specialist Yayasan CARE Peduli (YCP) untuk program Target Gender Equity Framework (TGEF) di Kabupaten Semarang menjelaskan metode roleplay dan permainan digunakan untuk memudahkan peserta dalam memahami dan mengenali kekerasan berbasis gender (KBG) dan kekerasan terhadap perempuan (KTP) di dalam maupun di luar tempat kerja. “Pelatihan interaktif ini memberikan pemahaman mendalam dan keterampilan praktis untuk mengenali kekerasan berbasis gender dan kompleksitas kekerasan terhadap perempuan. Salah satu games yang dilakukan adalah jaring laba-laba untuk studi kasus kekerasan. Peserta dibagi menjadi empat kelompok, berdiskusi dan menggali sistem-sistem yang menyebabkan kekerasan terjadi. Dengan pelatihan berbasis kasus nyata, manajemen dapat lebih baik memberikan respon dan mencegah kekerasan berbasis gender khususnya di perusahaan.” jelasnya.

Sentosa, HRD Manager PT Glory, menyambut baik pelatihan yang dilakukan. Menurutnya, pendekatan interaktif ini membuat materi lebih mudah dipahami. “Pelatihan seperti ini sangat baik. Dengan pendekatan bermain seperti ini, materi yang disampaikan jadi lebih mudah dicerna. Biasanya, topik-topik tentang kekerasan cenderung berat dan sulit dipahami, tetapi sesi ini dikemas dengan sederhana, dan pesan kuncinya disampaikan dengan jelas. Terima kasih banyak kepada Yayasan CARE Peduli,” ungkapnya.

Untuk menciptakan tempat kerja yang bebas dari kekerasan, keterlibatan berbagai pihak sangat diperlukan. Sistem yang responsif terhadap gender dapat terwujud jika semua pihak, baik manajemen perusahaan maupun pekerja, turut berperan aktif. “Diharapkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya lingkungan kerja yang aman dan inklusif dapat terus berkembang,” ujar Thaufiek.

Yayasan CARE Peduli (YCP) terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan kesetaraan gender dan memastikan terciptanya tempat kerja yang aman serta bebas dari kekerasan melalui pelatihan ini. Untuk memperkuat pemahaman terkait isu gender, kekerasan berbasis gender (KBG), dan kekerasan terhadap perempuan (KTP), sesi pelatihan lanjutan akan segera dilaksanakan.

Penulis: Nurainy Darono
Editor: Swiny Adestika