Search
Close this search box.

Literasi Keuangan dan Pengelolaan Kelompok : Fondasi Kuat untuk Gerakan Ekonomi Perempuan di Desa

Berita

Peran perempuan dalam perekonomian Indonesia semakin meningkat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan Partisipasi Angkatan Kerja yang tercatat pada Badan Pusat Statistik (BPS), dari 58,84% tahun 2022 menjadi 60,18% tahun 2023. Selain itu, Kementerian Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mencatat peningkatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang dikelola perempuan meningkat dari 60% tahun 2021 menjadi 64% tahun 2022. Penguatan peran perempuan dalam perekonomian didorong melalui pelaksanaan pelatihan literasi keuangan dan pengelolaan Kelompok Usaha Ekonomi Perempuan (KUEP) Damai Maju di Desa Suka Damai dan KUEP Cahaya Sejahtera di Kelurahan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan (27-28/2). Sejak dibentuk awal tahun 2024, pelatihan literasi keuangan menjadi pelatihan pertama yang dilakukan kelompok.

Sebanyak 16 perempuan perwakilan dari dua kelompok usaha mengikuti pelatihan. Praktik membuat buku catatan keuangan, buku tabungan, pinjaman, penyetoran, dan pembuatan laporan keuangan kelompok usaha dipraktikan selama pelatihan. Riatama, Sekretaris KUEP Damai Maju dari Desa Suka Damai menilai pemahaman mengenai pengelolaan keuangan menjadi dasar penting agar kelompok usahanya bisa beroperasi optimal. “Saya menjadi lebih paham besarnya potensi KUEP untuk meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan di Desa Suka Damai. Kami dapat saling mendukung dalam memperoleh akses keuangan yang lebih baik dan memperluas peluang usaha. Pelatihan ini adalah ilmu dasar yang penting bagi kami, pengurus KUEP, untuk bisa mengembangkan KUEP menjadi lebih besar lagi,” ujarnya.

Tidak hanya praktik dasar-dasar pengelolaan keuangan, Riatama menyampaikan, peserta juga berdiskusi mengenai strategi tata kelola kepengurusan yang efektif dan transparan, serta pengelolaan keanggotaan yang inklusif. “Kami mempelajari hal-hal yang menjadi fondasi awal yang krusial bagi pengurus kelompok usaha, dalam membangun dan mengembangkan kelompok ke depannya,” ungkapnya.

Berbagai bentuk kalkulasi dalam menjalankan usaha kelompok untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas keuangan KUEP juga disampaikan selama sesi pelatihan, seperti perhitungan jasa pinjaman, jasa tabungan, dan pembagian keuntungan. Pada hari kedua pelatihan, para peserta juga diajak memecahkan berbagai studi kasus pengelolaan keuangan.

Herawati, Pembina KUEP Cahaya Sejahtera Kelurahan Sungai Lilin menceritakan, proses yang ia lalui selama pelatihan mampu memberikan kepercayaan diri bagi seluruh peserta atas kapasitasnya dalam mengelola KUEP. “Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk KUEP. Khususnya, saya menjadi lebih mengerti dan percaya diri dalam mengelola keuangan KUEP – dana simpan pinjam dan dan usaha kerajinan lidi sawit yang nantinya akan kami jalankan. Sekarang, saya merasa lebih siap untuk menjalankan peran saya sebagai pengurus KUEP,” ujarnya.

KUEP Damai Maju dan KUEP Cahaya Sejahtera menambah daftar KUEP yang didampingi Yayasan CARE Peduli (YCP) di Kabupaten Musi Banyuasin sejak 2022 menjadi 13 kelompok usaha. Melalui program Pemberdayaan Perempuan pada Komunitas Kelapa Sawit, YCP mendorong kesetaraan gender dan penguatan peran perempuan di 13 desa di Sumatera Selatan.

Rasyid Rasiki, Project Manager dan Livelihood Technical Lead YCP menjelaskan, KUEP menjadi sarana bagi perempuan untuk mendapatkan akses yang lebih baik terhadap layanan keuangan dan mengembangkan usaha-usaha produktif berbasis lokal, sehingga perempuan desa dapat lebih mandiri secara ekonomi dan memiliki peran aktif dalam pembangunan ekonomi lokal. “Dengan memberikan akses fasilitas simpan pinjam sederhana, KUEP menjadi pintu masuk mendorong ketangguhan perempuan di komunitas perkebunan kelapa sawit. Literasi keuangan dan manajemen diperlukan untuk membentuk fondasi yang kuat dalam membangun kelompok perempuan,” ujarnya.

Rasyid lebih lanjut meyampaikan, pada awal membangun KUEP, YCP melakukan pendampingan untuk memastikan anggota memahami pembuatan pembukuan sederhana dan tata kelola kelompok. Pendampingan terus dilakukan sembari mengembangkan jenis usaha kelompok. “Salah satu kegiatan yang akan dijalankan oleh KUEP adalah usaha simpan pinjam sederhana, di mana anggotanya dapat menyimpan dan meminjam uang dengan bunga yang rendah,” lanjut Rasyid.

Setelah mengikuti pelatihan, peserta akan melanjutkan dengan mensosialisasikan hasil-hasil pelatihan kepada anggota KUEP. “Diharapkan anggota KUEP lainnya juga dapat memahami konsep-konsep penting tersebut dan bersama-sama meningkatkan kualitas pengelolaan KUEP secara keseluruhan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dan masyarakat desa,” pungkas Rasyid.

Penulis: Nurainy Darono, Editor: Swiny Adestika

Catatan Perjalanan: Buah Manis Usaha Jamur Merang

Cerita

Hari ketiga bulan suci Ramadhan 2024 (14/3) terasa penuh semangat. Pasalnya saya bersama Ibu Winarni, anggota Kelompok Usaha Ekonomi Perempuan (KUEP) Simpati Kencana dari Desa Bumi Kencana, akan melakukan panen jamur merang. KUEP Simpati Kencana menjadi salah satu dari total 13 kelompok usaha perempuan yang didampingi Yayasan CARE Peduli (YCP) dalam program Pembangunan Ketangguhan Perempuan di Komunitas Kelapa Sawit di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Dinginnya udara di jalan raya lintas timur Sumatera pukul 06.30 WIB tidak membekukan semangat Saya pagi itu untuk bertemu Bu Winarni. Ibu dari 2 anak, berusia 43 tahun lalu itu sudah menanti kedatangan saya di kumbung  atau rumah budidaya jamur yang terletak dibelakang rumahnya. Setelah bertukar salam kami langsung memasuki kumbung jamur yang suhunya selalu dijaga hangat sekitar 30 derajat celcius itu. Pagi ini adalah jadwal panen jamur merang yang dibudidaya dari tandan kelapa sawit kosong dengan melewati berbagai proses.

Sejak masuk tahap produksi, jamur merang sudah bisa dipanen. Selama 7 – 18 Maret 2024, usaha budidaya ini telah memanen 96,2kg dengan harga jual Rp.25.000,-/kg. Bagi Bu Winarni yang juga pemula dalam budidaya jamur merang, tentu ini merupakan hasil yang cukup baik dan menjadi pembelajaran untuk sesama anggota KUEP dan untuk saya, selaku petugas lapangan yang mendampingi.

Budidaya jamur merang merupakan inisiasi yang datang dari diskusi dan observasi kami bersama dengan anggota kelompok usaha. Mempertimbangkan kegemaran masyarakat mengkonsumsi jamur merang yang tumbuh liar di sekitar perkebunan sawit sekaligus memanfaatkan kembali limbah tandan kosong sawit, budidaya jamur ini menerapkan tahapan budidaya untuk menjaga rasa jamur.

“Aroma jamur yang tumbuh liar di kebun itu sedikit langu karena dibiarkan lapuk dan mengompos alami. Rasanya beda dengan jamur hasil budidaya,” ujar Bu Winarni seraya memetik jamur.

Bu Winarni bercerita, proses budidaya jamur di tandan kosong kelapa sawit melewati beberapa proses. Enam hari pertama tandan kosong melalui perendaman, lalu enam hari kedua dilakukan fermentasi dengan cara menyusun tandan kosong kelapa sawit dan menabur bekatul serta kapur dolomit. Setelahnya, tandan kosong ditutup rapat menggunakan terpal dan dilakukan penyiram rutin sebanyak dua hari sekali. Tidak berhenti disitu, tandan kosong yang difermentasi tersebut juga perlu dibalik agar tidak tumbuh amoniak. Di hari ke 12 setelah perendaman dan fermentasi, tandan kosong akan disusun pada rak – rak di dalam kumbung untuk memasuki tahap pastuerisasi atau penguapan. Proses pastuerisasi dilakukan selama 4 jam dengan suhu stabil di 60 derajat celcius. Dengan proses penguapan, jamur yang dibudidayakan tidak berbau dan tumbuh dengan warna yang tidak kusam.

“Dengan dilakukan budidaya, kita tidak perlu menghabiskan waktu mencari jamur merang yang tumbuh liar di areal perkebunan kelapa sawit. Kita juga tidak perlu menunggu musim hujan untuk menikmati kelezatannya,” ungkap Bu Winarni.

Usaha jamur merang dimulai dari pinjaman modal yang diberikan KUEP SIMPATI KENCANA kepada anggotanya. Bu Winarni membentuk kelompok kecil untuk bekerjasama dengan KUEP, dan menyepakati tenggat waktu serta jasa. Pinjaman wajib dikembalikan sesuai dengan kesepakat yang tertuang dalam Surat Perjanjian Usaha Budidaya Jamur Merang. Saat ini kelompok usaha budidaya jamur merang dilakukan oleh 3 orang yaitu Ibu Winarni, Ibu Neni Lestari dan Ibu Putri Indah Lestari. Di bulan ke 4 setelah produksi jamur, pinjaman modal akan digunakan oleh Ibu Neni dan setelahnya oleh Ibu Putri, untuk kemudian dana dikembalikan ke KUEP Simpati Kencana agar dapat dipergunakan anggota lain mengembangkan potensi dan peluang  usaha yang ada.

Tak hanya ibu – ibu, para bapak juga turut ambil peran dalam pembangunan kumbung jamur merang. Pembangunan dilakukan para bapak sendiri, secara bergantian selepas mereka mengerjakan pekerjaan utamanya. Ini menjadi cara untuk menekan biaya tukang bangunan harian. Pelibatan laki-laki menjadi penting dalam setiap program yang dilakukan YCP. Harapannya jika para suami terlibat, dapat memunculkan upaya kesetaraan dalam melakukan pekerjaan di rumah tangga sekaligus menjadi contoh bagi masyarakat sekitarnya. Prinsip tersebut juga dapat memupuk partisipasi komunitas untuk aktif terlibat dalam upaya mengembangan masyarakat.

Tidak terasa matahari semakin meninggi. Wadah yang dibawa Bu Winarni sudah penuh dengan jamur merang siap olah. Esok hari Bu Winarni akan kembali memeriksa hasil budidaya jamur merangnya. Saya optimis budidaya jamur merang ini akan membawa hasil baik. Harapannya, kedepan anggota KUEP dan masyarakat sekitar tidak hanya merasakan manfaat positif tetapi juga berkelanjutan, melalui upaya kolektif dari, oleh, dan untuk masyarakat sendiri.


Penulis:  Nuraisyah Pohan, Editor: Swiny Adestika, Sumber Foto: Nuraisyah Pohan

PST KUEP Simpati Kencana

Bagi hasil usaha KUEP bantu pemenuhan kebutuhan keluarga saat puasa Ramadhan dan Lebaran

Berita

Tidak bisa dipungkiri, menjelang lebaran kebutuhan rumah tangga meningkat. Adanya pembagian hasil usaha dari Kelompok Usaha Ekonomi Perempuan (KUEP), menjadi tambahan pendapatan bagi keluarga khususnya di Desa Sri Mulyo dan Desa Bumi Kencana, Kab. Musi Banyuasin (MUBA), Sumatera Selatan. Pembagian hasil usaha dilakukan dalam kegiatan Penutupan Siklus Tahunan (PST) pada 7 dan 10 Maret 2023 lalu, yang juga menjadi ruang untuk melihat secara menyeluruh perkembangan, keberhasilan, tantangan serta rencana usaha kelompok di siklus mendatang.

KUEP di Desa Sri Mulyo dan Desa Bumi Kencana merupakan bagian dari program Pemberdayaan Perempuan pada Komunitas Kelapa Sawit yang dilakukan Yayasan CARE Peduli (YCP). Terdapat 13 desa di Kabupaten MUBA yang mendapat dukungan YCP sejak akhir tahun 2022 lalu.

Sulastri, Ketua KUEP Unggul Mulyo di Desa Sri Mulyo menyampaikan, prinsip akuntabilitas menjadi dasar dalam mengelola kelompok usahanya. Melalui laporan pertanggungjawaban, pengurus KUEP menjabarkan perkembangan usaha KUEP selama 1 siklus atau 12 bulan kepada anggota kelompok. “Saat PST, pengurus KUEP akan mempertanggung-jawabkan seluruh pengelolaan KUEP, melaporkan aktifitas usaha, keuntungan dan kerugian usaha serta pembagian keuntungan usaha berdasarkan aturan yang ada di kelompok. Kami juga akan meninjau kembali kebijakan atau aturan KUEP, termasuk mengevaluasi kinerja pengurus,” ujarnya.

KUEP Unggul Mulyo mulai dikelola sejak Maret 2023 ini memiliki dua jenis usaha, yakni usaha simpan pinjam dan usaha produksi anyaman lidi dari terbuat dari pohon sawit tua. Selama 12 bulan usaha simpan pinjam KUEP Unggul Mulyo diceritakan Sulastri sudah menambah jumlah anggota menjadi 40 orang dan mengelola dana pinjaman anggota mencapai Rp. 81.250.000. “Alhamdulilah setelah 6 bulan kelompok kami memiliki kapasitas modal yang cukup sehingga bisa menambah anggota. Meski kami kelompok usaha perempuan, tapi ada anggota laki-laki yang bergabung dengan syarat memenuhi kriteria dan kesepakatan semua anggota,” ungkapnya. Sulastri menyampaikan pula, usaha anyaman lidi dari sawit yang dilakukan kelompoknya terus berkembang. Dari total penjualan, disepakati 20% pendapatan masuk ke kas KUEP. Hingga Februari 2024, pendapatan penjualan anyaman lidi sawit mencapai Rp. 4.181.000.

“Melihat perkembangan usaha simpan pinjam dan anyaman lidi, pada PST ini kami akan membagikan Rp. 924.400 kepada anggota kelompok sebagai pembagian hasil usaha. Tabungan anggota kelompok juga akan kami bagikan sesuai aturan KUEP yang disepakati. Pembagian ini akan digunakan para anggota kelompok untuk kebutuhan keluarga saat puasa Ramadhan dan lebaran,” lanjut Sulastri.

Tidak jauh berbeda, KUEP Simpati Kencana di Desa Bumi Kencana juga menjalankan usaha simpan pinjam dan usaha anyaman lidi sawit. Puji Wiyatim Ketua KUEP menyampaikan bahwa kelompoknya juga melakukan usaha lain yakni budidaya jamur merang. Hingga Februari 2024, KUEP Simpati Kencana masih memiliki anggota 30 orang dan mengelola dana pinjaman anggota sebesar Rp. 55.800.000. Sementara itu, pendapatan dari usaha anyaman lidi sawit mencapai Rp. 2.050.000 dan pendapatan dari usaha budidaya jamur merang mendapatkan investasi sebesar Rp. 5.000.000. “Semua anggota sudah aktif, namun ada yang belum memiliki tabungan dan mengakses pinjaman. Ini jadi catatan kami untuk ditinjau kembali. Kami juga optimis dengan usaha anyaman lidi kami yang bisa berkembang lebih baik lagi,” ujar Puji.

Lebih lanjut Puji menceritakan, usaha budidaya jamur merang yang dikelola kelompok usahanya sudah mulai panen. “Alhamdulillah sudah mulai panen. Setiap hari sejak 3 hari lalu selalu ada panen. Tapi ini belum bisa kami laporkan karena masih terlalu dini,” ungkapnya.

Puji menyampaikan, saat PST kelompok usahanya akan mengembalikan seluruh tabungan kepada anggota KUEP untuk memenuhi kebutuhan keluarga selama puasa dan lebaran. “Kelompok akan kembali menjual saham kelompok setelah lebaran. Jadi pengembalian tabungan dihitung dari sisa angsuran anggota saat PST. Sekitar total Rp. 21.000.000 tabungan akan dibagikan ke anggota kelompok,” jelas Puji.

PST di KUEP Unggul Mulyo dan KUEP Simpati Kencana berjalan lancar. Sulastri dan Puji menceritakan, saat PST juga dibahas beberapa hal seperti penerapan peraturan baru mengenai denda keterlambatan angsuran, peraturan untuk penambahan anggota baru, batasan harga tabungan, besaran jasa layanan, perhitungan perbandingan antara tabungan dan pinjaman para anggota serta durasi pinjaman.

“Diskusi PST berjalan lancar dan membahas hal-hal yang penting. Senang sekali para undangan seperti dari YCP, perwakilan Dinas Koperasi dan UKM Kab. MUBA, perwakilan Camat Tungkal Jaya dan undangan lain dapat menghadiri. Dari PST kami sepakat ada pergeseran pengurus KUEP. Saya berharap kelompok usaha kami semakin berkembang,” ujar Sulastri.

Senada dengan Sulastri, Puji menyampaikan anggota kelompoknya merasa sangat terbantu dengan pembagian tabungan dan pelaksanaan PST menjelang puasa dan lebaran. “Anggota kelompok sangat terbantu dengan pembagian tabungan sekarang dan merasakan manfaat dari kelompok usaha. Alhamdulillah kelompok usaha kami juga dinilai transparan dalam menghitung dan membagikan tabungan ke anggota,” ungkapnya.

Rasyid Rasiki, Project Manager & Livelihood Technical Lead YCP menyampaikan pelaksanaan PST sangat transparan sehingga bisa melihat bagaimana KUEP beroperasi dan menopang ekonomi keluarga anggotanya. Anggota KUEP juga dapat memahami prinsip partisipasi, transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola kelompok usaha. “Perwakilan pemerintah yang hadir di PST memberikan respon positif. Dinas Koperasi sangat antusias melihat KUEP berkembang dan menerapkan prinsip koperasi. Komitmen dukungan peningkatan status KUEP juga disampaikan. Dukungan dari pemerintah desa pun disampaikan untuk meningkatkan usaha KUEP. Kami dari YCP di Kab. MUBA optimis KUEP akan berkembang lebih baik lagi,” ujarnya. Rasyid menambahkan pelaksanaan PST akan juga dilakukan di KUEP di desa-desa lainnya dalam waku dekat. Penetapan siklus baru bagi tiap KUEP akan dimulai setelah idul fitri.

Penulis: Swiny Adestika