Mangrove tidak hanya penting untuk lingkungan, tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami batik. Pada 17-18 dan 22-23 Februari, 31 peserta dari berbagai kelompok, seperti Pokmaswas Srikandi, KUEP Melati dan Tenggiri, serta BBC, mengikuti pelatihan membatik dan ecoprint, di mana mereka belajar mengolah limbah kulit mangrove dan mahoni menjadi pewarna alami.
Pelatihan ini membuka kesadaran para peserta akan manfaat besar mangrove, baik untuk ekosistem maupun ekonomi lokal. Selain menambah keterampilan, kegiatan ini juga mendorong pentingnya menjaga kelestarian mangrove untuk mendukung keberlanjutan alam dan membuka peluang usaha berkelanjutan. Program ini didukung oleh Traveloka, Yayasan CARE Peduli, dan Yayasan Ecology.