Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2020 – 2024 menargetkan akses air minum nasional sebesar 100% untuk akses air minum layak dan 15% untuk akses air minum aman. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 mencatat 96,38% Rumah Tangga di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) memiliki akses terhadap sumber air minum layak.

Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, S.T. M.M.Inov. menjelaskan dalam sambutannya meresmikan depot air minum aman yang menjadi rangkaian kegiatan Bulan Bakti Gotong KSB (2/9) bahwa depot air minum di Dusun Jelenga, Desa Beru memiliki kapasitas produksi mencapai 159 galon air per hari. Pembangunan depot merupakan bagian dari program pemerintah Desa Beru dari Dana Desa Perubahan untuk mendorong penurunan stunting. Sehingga air yang dihasilkan dipastikan memenuhi standar dari Pemerintah.

“Air dari depot ini telah di uji di laboratorium pemerintah sesuai dengan Permenkes No. 2 Tahun 2023, sehingga aman untuk di konsumsi. Dari depot, sekitar 1.000 jiwa yang berdomisili di area sekitar mendapatkan akses air minum aman. Pembangunan depot dirancang bisa untuk memenuhi kebutuhan air minum aman hingga 15 tahun,” ujarnya.

Sumber air untuk produksi air aman minum di depot berasal dari dua sumber sumur, yakni sumur bor yang dibangun dari Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) dan sumur bor dangkal yang dibangun oleh Yayasan CARE Peduli (YCP).

Muhammad Ikraman, Project Manager YCP di KSB menyampaikan sumur bor dibangun YCP di Dusun Jelenga memiliki kedalaman 10 meter dan akan dikelola oleh Komite Air yang berasal dari perwakilan pemerintah desa dan masyarakat. “Kami melihat lokasi Dusun Jelenga yang berada di pesisir memiliki keterbatasan air bersih sementara kebutuhan air bersih serta sanitasi menjadi bagian dari intervensi sensitif yang penting untuk menurunkan angka stunting,” ujarnya.

Ikraman lebih lanjut menjelaskan, keluarga di Dusun Jelenga, Desa Beru yang memiliki anak dengan kondisi stunting dan wasting serta ibu hamil dengan kondisi anemia akan mendapatkan air aman minum dari depot air sebanyak satu galon per hari yang merupakan komitmen dari komite air. “Jika ada kebutuhan lebih dari satu galon per hari maka setiap galon tambahan dapat dibeli seharga 5.000 rupiah,” ungkap Ikraman.

Komite air menurutnya telah mendapat pendampingan dan peningkatan kapasitas untuk perawatan dan perbaikan depot agar dapat mengelola unit usaha depot air secara mandiri. “Harapannya dari pendampingan dan pelatihan yang sudah dilakukan bersama YCP, komite air tidak hanya mengelola depot tetapi juga terus meberikan edukasi pada keluarga di Dusun Jelenga untuk menjaga kesehatan dengan cara memberian air aman minum kepada keluarga mereka,” jelasnya.

Pembangunan sumur bor menjadi bagian dari program percepatan penurunan stunting yang merupakan kolaborasi antara PT Amman Mineral, Pemerintah KSB dan YCP. Intervensi sensitif, salah satunya melalui penyediaan akses air bersih, serta intervensi spesifik menjadi pendekatan holistik yang dilakukan YCP di 16 desa di KSB. Selain sumur bor dangkal di Dusun Jelenga, Desa Beru, penyediaan akses air bersih sebagai upaya percepatan penurunan stunting juga di lakukan di  5 Desa lain, yakni sumur bor dalam di Desa Talongan serta Depot Air di beberapa desa seperti Desa Tatar, Desa Ai Kangkung, Desa Talonang Baru, Desa Sekongkang Atas.

Dr. Abdul Wahib Situmorang, CEO YCP menyampaikan apresiasi tinggi atas dukungan Bupati dan jajaran Pemerintah KSB pada berbagai kegiatan dalam program percepatan penurunan stunting. Menurutnya, peran aktif dan dukungan pemerintah KSB menjadi kunci keberhasilan penurunan angka stunting di KSB menjadi 7,83 persen di tahun 2023 sesuai hasil laporan aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).

“CARE Indonesia sebagai mitra dari AMMAN yang bekerjasama erat dengan Pemerintah KSB sangat mengapresiasi dukungan penuh yang diberikan pada pendekatan holistik yang kami terapkan. Tidak hanya pada akses penyediaan air bersih, namun pendekatan holistik di Desa Beru juga dilakukan melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan kepada anak dengan kondisi stunting dan ibu hamil dengan Kondisi Energi Kronik (KEK), pendampingan untuk edukasi pola asuh, penerapan gaya hidup bersih dan sehat, pelatihan kesetaraan gender serta pendampingan kelompok ekonomi perempuan,” ujarnya.

Sejak 2022, program percepatan penurunan stunting di Desa Baru telah menjangkau 304 peserta yakni 228 peserta perempuan dan 73 peserta laki-laki, melalui PMT Pemulihan, berbagai pelatihan dan pendampingan. Selain itu, bantuan modal usaha untuk Kelompok Usaha Mikro Perempuan Maju Bersama di Desa Beru juga diberikan kepada kelompok perempuan Desa Beru sebesar 10 juta rupiah.

Penulis: Swiny Adestika