Gender Equity Survey (GES) dan baseline yang dilakukan oleh Yayasan CARE Peduli (YCP) menunjukan perempuan pekerja di sektor garmen sering dibebani oleh tekanan produktivitas yang tinggi dan menghadapi ketidakadilan gender di tempat kerja, termasuk pelecehan seksual dan diskriminasi yang berdampak negatif pada kesejahteraan. Akibatnya, pekerja perempuan menjadi lebih rentan terhadap risiko kesehatan, keamanan, dan keselamatan.

“Mengatasi ketidakadilan gender dan menciptakan tempat kerja yang aman serta berkeadilan, penting melibatkan manajemen perusahaan agar bisa memahami dan menganalisis isu-isu gender yang dihadapi perempuan pekerja di industri garmen,” ujar Thaufiek Zulbahary, Gender Specialist Yayasan CARE Peduli (YCP) untuk program Target Gender Equity Framework (TGEF) saat membuka pelatihan pengenalan kekerasan berbasis gender (KBG) dan kekerasan terhadap perempuan (KTP) bagi manajemen untuk mitra YCP, PT Dasan Pan Pacific di Kabupaten Sukabumi (27/7). Thaufiek menjelaskan, pelatihan dilakukan untuk memperkuat kapasitas manajemen dalam mengenali berbagai bentuk kekerasan di tempat kerja dan meningkatkan komitmen mereka dalam upaya pencegahan serta penanganan. Sebanyak 34 perwakilan manajemen dari PT Dasan Pan Pacific di Kabupaten Sukabumi dan PT Glory Industrial di Kabupaten Demak yang menjadi mitra dalam program TGEF mengikuti pelatihan.

Metode diskusi kelompok yang interaktif disampaikan Thaufiek dapat menarik partisipasi aktif peserta sekaligus menjelaskan akar masalah, contoh perilaku, dampak terhadap korban, serta layanan yang dibutuhkan dalam menangani kasus kekerasan berbasis gender (KBG) dan Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP).

Salah satu peserta pelatihan, Vemi Januarita, Supervisor Gudang Accessories PT Dasan Pan Pacific, menyatakan bahwa setelah mengikuti pelatihan ini, ia lebih memahami berbagai bentuk KBG, diskriminasi, dan beban ganda yang dialami oleh perempuan. “Saya dan teman-teman kini lebih siap untuk mencegah segala bentuk kekerasan berbasis gender, serta berupaya menciptakan tempat kerja yang aman dan bebas dari kekerasan,” ujarnya.

Pada pelatihan serupa di PT Glory, Risca Dwi Ambarsari, Gender Specialist Yayasan CARE Peduli (YCP) untuk program Target Gender Equity Framework (TGEF) di Kabupaten Semarang menjelaskan metode roleplay dan permainan digunakan untuk memudahkan peserta dalam memahami dan mengenali kekerasan berbasis gender (KBG) dan kekerasan terhadap perempuan (KTP) di dalam maupun di luar tempat kerja. “Pelatihan interaktif ini memberikan pemahaman mendalam dan keterampilan praktis untuk mengenali kekerasan berbasis gender dan kompleksitas kekerasan terhadap perempuan. Salah satu games yang dilakukan adalah jaring laba-laba untuk studi kasus kekerasan. Peserta dibagi menjadi empat kelompok, berdiskusi dan menggali sistem-sistem yang menyebabkan kekerasan terjadi. Dengan pelatihan berbasis kasus nyata, manajemen dapat lebih baik memberikan respon dan mencegah kekerasan berbasis gender khususnya di perusahaan.” jelasnya.

Sentosa, HRD Manager PT Glory, menyambut baik pelatihan yang dilakukan. Menurutnya, pendekatan interaktif ini membuat materi lebih mudah dipahami. “Pelatihan seperti ini sangat baik. Dengan pendekatan bermain seperti ini, materi yang disampaikan jadi lebih mudah dicerna. Biasanya, topik-topik tentang kekerasan cenderung berat dan sulit dipahami, tetapi sesi ini dikemas dengan sederhana, dan pesan kuncinya disampaikan dengan jelas. Terima kasih banyak kepada Yayasan CARE Peduli,” ungkapnya.

Untuk menciptakan tempat kerja yang bebas dari kekerasan, keterlibatan berbagai pihak sangat diperlukan. Sistem yang responsif terhadap gender dapat terwujud jika semua pihak, baik manajemen perusahaan maupun pekerja, turut berperan aktif. “Diharapkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya lingkungan kerja yang aman dan inklusif dapat terus berkembang,” ujar Thaufiek.

Yayasan CARE Peduli (YCP) terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan kesetaraan gender dan memastikan terciptanya tempat kerja yang aman serta bebas dari kekerasan melalui pelatihan ini. Untuk memperkuat pemahaman terkait isu gender, kekerasan berbasis gender (KBG), dan kekerasan terhadap perempuan (KTP), sesi pelatihan lanjutan akan segera dilaksanakan.

Penulis: Nurainy Darono
Editor: Swiny Adestika