Pergelaran Bali International Air Show 2024 (BIAS 2024) pada 18 – 21 September 2024 mendatang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan akan mendorong komitmen pemangku kepentingan di industri penerbangan pada Environmental, Social, and Governance (ESG) di wilayah-wilayah yang sedang berkembang. Dalam sambutannya di Press Conference BIAS 2024 (19/8), Luhut menjelaskan perhelatan yang kembali dilaksanakan Indonesia setelah Air Show terakhir di tahun 1996, merupakan wujud upaya Indonesia untuk menyediakan wadah pivotal bagi berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, sektor swasta serta industri terkait lainnya untuk bertemu dan berdiskusi tentang masa depan kedirgantaraan, baik di Indonesia, Asia Tenggara hingga dunia.
“Forum ini akan menyatukan para pemangku kepentingan global untuk mengeksplorasi solusi inovatif untuk mendorong masa depan yang lebih ramah lingkungan untuk penerbangan. Selain itu, Bali International Airshow 2024 memperkuat pentingnya acara ini dengan secara aktif mendorong para pemangku kepentingan untuk meningkatkan dedikasi mereka terhadap inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG), yang merupakan salah satu yang pertama dalam jenisnya,” tambah Luhut.
Lebih lanjut Luhut menyampaikan bahwa Bali Airshow 2024 telah meresmikan kemitraan dengan Yayasan Care Peduli (CARE Indonesia) dan menetapkan komitmen signifikan dalam menangani isu-isu lingkungan, kesehatan dan sosial di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain itu, Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional terkait Pengembangan Ekosistem Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan akan secara resmi diluncurkan saat pargelaran BIAS 2024. Pengembangan ekosistem dan industri SAF ini akan memberikan nilai tambah ekonomi melalui hilirisasi bahan baku, memastikan ketahanan energi, sekaligus berkontribusi melalui dekarbonisasi sektor transportasi udara menuju Net Zero Emission 2060.
Dr. Abdul Wahib Situmorang, CEO CARE Indonesia menyampaikan apresiasi tingginya pada penyelenggaraan BIAS 2024. Menurut Abdul, CARE Indonesia sebagai mitra dalam BIAS 2024 membuka peluang kerja bersama antara pelaku industri, lembaga pemerintah dan organisasi masyarakat untuk pengentasan isu kesehatan dan kesejahteraan bersama.
“Perlu kerja bersama seluruh pihak untuk mengatasi kemiskinan mutidimensi dan krisis planet yang terjadi. Dukungan yang didapat dari BIAS 2024 akan CARE Indonesia arahkan untuk kesehatan dan perlindungan lingkungan hidup. Pertama akan diarahkan untuk berkontribusi pada target penurunan stunting nasional terutama untuk provinsi dengan angka stunting tinggi seperti Nusa Tenggara Timur dan wilayah lainnya. Dengan terpenuhinya nutrisi dan gizi bagi anak dan Ibu hamil, produktivitas tenaga kerja dapat didorong. Hal ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kedua, dukungan yang didapat juga akan diarahkan pada perlindungan ekosistem laut seperti karang, mangrove dan hutan daratan tropis,” ujarnya.
BIAS 2024 diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perhubungan, Angkatan Udara Indonesia (TNI AU) dan didukung oleh Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, AirNav Indonesia, Otoritas Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, dan Angkasa Pura Airports. Perhelatan forum Bali Regional Air & Space Power Forum dan Asia Pacific Air Transport Forum yang akan digelar pada 17 September 2024 di Bali Nusa Dua Convention Center akan menjadi pembuka dari rangkaian acara.
Luhut menambahkan, sebanyak 6.000 trade visitors dari 100 perusahaan serta lebih dari 100 delegasi dari 35 negara dan wilayah ditargetkan akan menghadiri BIAS 2024. “Pengunjung bisa menikmati pameran puluhan pesawat dengan teknologi terbaru, termasuk di antaranya jajaran pesawat F16 Fighting Falcon, Sukhoi SU27, C130J Super Hercules, CASA C212, EC275 dan Embraer EMB314 Super Tucano. Ditambah, kehadiran dua buah pesawat tempur generasi 5 F-35A Lighting II milik Angkatan Udara Australia dan pesawat angkut Airbus A400M Angkatan Udara Jerman. Ini membuktikan kolaborasi yang kuat antara Indonesia dengan berbagai negara mitra,” pungkas Luhut.
Penulis: Swiny Adestika