Search
Close this search box.

Menangani Stunting Secara Holistik: Langkah Nyata untuk Masa Depan Anak Bangsa

Share it with others

Menjaga tumbuh kembang anak berarti menjaga harapan masa depan bangsa. Namun, tantangan stunting masih menjadi bayang-bayang serius dalam perjalanan anak-anak menuju masa depan yang sehat dan berkualitas. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia tahun 2024 mencapai angka 19,8%. Pemerintah pun menargetkan penurunan signifikan menjadi 14,2% pada tahun 2029.

Berpijak pada semangat kolaborasi dan komitmen untuk mendorong perubahan nyata, CARE Indonesia (Yayasan CARE Peduli/YCP) didukung para mitra yakni AMMAN Mineral, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Negara Indonesia (BNI), turut berperan aktif dalam upaya percepatan penurunan stunting. Pendekatan holistik melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif dilakukan untuk penanganan stunting di Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Nagekeo. Upaya peningkatan kondisi kesehatan anak dan ibu hamil melalui intervensi spesifik dijalankan dengan pemulihan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) selama 90 hari tanpa jeda kepada anak-anak dengan kondisi stunting dan ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).

Lebih dari sekadar intervensi gizi, upaya pemulihan dan pemenuhan nutrisi juga mengintegrasikan aspek kesehatan dan sosial. Upaya ini tidak hanya menitikberatkan pada pemulihan nutrisi, tetapi juga menyasar pada aspek pemberdayaan perempuan, penguatan pola pengasuhan, edukasi gizi, serta pemahaman tentang kesetaraan gender sebuah pendekatan yang menempatkan keluarga dan komunitas sebagai pilar utama perubahan. Menu empat bintang PMT yang diberikan kepada para penerima ini diolah dan disajikan oleh Kader Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) sesuai dengan standar yang diatur oleh Kemenkes RI. Rangkaian program percepatan penurunan stunting yang dilakukan CARE Indonesia berbeda di tiap daerah yang diintervensi. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tiap wilayah.

Di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), CARE Indonesia didukung PT Amman Mineral dan Pemerintah Daerah KSB dalam melaksanakan program ini di 16 desa sejak tahun 2022. Sebanyak 372 anak dengan status stunting, 47 anak dengan kondisi wasting, dan 17 anak underweight telah menerima PMT pemulihan selama 90 hari tanpa henti dalam dua periode, yakni Desember 2023–Maret 2024 dan Juni–September 2024. Tidak hanya menyasar anak-anak, program ini juga memberikan PMT kepada 85 ibu hamil dengan kondisi KEK selama 30 hari dalam dua fase pelaksanaan.

Program penurunan stunting yang dilakukan oleh CARE Indonesia tidak saja berfokus pada pemberian PMT, tetapi juga menyasar aspek lain seperti edukasi keluarga melalui DASHAT dan kelas parenting. Program ini diperkuat dengan pelatihan kader, pemberdayaan perempuan, edukasi melalui forum remaja, kebun gizi, dan akses air bersih. Dengan pendekatan menyeluruh ini, stunting berhasil ditekan secara signifikan.

Pemberdayaan ekonomi perempuan turut menjadi aspek yang diperhatikan. Melalui Kelompok Usaha Mandiri Perempuan (KUMP) perempuan di 16 desa mendapatkan pelatihan, pendampingan dalam mengelola keuangan dan membangun usaha. Lalu ada Kelompok Wanita Tani (KWT) dan DASHAT yang memastikan pasokan makanan bergizi berbasis bahan lokal seperti sayur yang ditanam di sekitar rumah dan budidaya ikan lele di dalam ember untuk dimanfaatkan oleh kelompok dan dijual ke masyarakat.

Capaian program ini menunjukkan hasil yang menggembirakan. Berdasarkan data dari aplikasi Si-KEBAS Stunting, sebanyak 30% anak keluar dari status stunting, dan 87% lainnya mengalami peningkatan berat badan lebih dari 200 gram per bulan. Sementara itu, 70% dari ibu hamil dengan kondisi KEK berhasil keluar dari status tersebut dan melahirkan bayi dengan berat badan normal.

Baiq Julianti, salah satu ibu dari penerima manfaat PMT di Desa Ai Kangkung, KSB, berbagi kisahnya dengan penuh rasa syukur. “Bulan Juni 2024 berat badan anak saya 10,4 kilogram, lalu di bulan September jadi 11,5 kilogram. Tinggi badan Raffa juga mengalami pertumbuhan melebihi rata-rata, bulan Juni Raffa memiliki tinggi 80,4 cm, kemudian pada pengukuran bulan September menjadi 83,7 cm. Jadi rata-rata penambahan berat Raffa sebanyak 0,4 kilogram per bulan dan pertumbuhan tingginya sebanyak 1,1 cm per bulan,” ujarnya.

Di Kabupaten Bandung, program penurunan stunting dilaksanakan bersama Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bandung. Program ini menjangkau tiga desa di Kecamatan Pangalengan dan telah dilaksanakan dari September hingga Desember 2025. Sebanyak 182 anak dan 58 ibu hamil dengan kondisi KEK telah menerima intervensi dalam bentuk PMT selama 90 hari, didampingi dengan edukasi dan kegiatan penguatan kapasitas kader dan orang tua.

Tidak hanya melalui pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil, tetapi juga dengan penguatan kapasitas masyarakat. Pendekatan ini mencakup pelatihan kader dan warga dalam pengasuhan anak melalui parenting class, pembangunan kebun gizi di desa sebagai sumber bahan pangan sehat, serta pengembangan budikdamber (budidaya ikan dalam ember) untuk mendukung ketahanan pangan keluarga. Semua ini dirancang untuk menciptakan perubahan perilaku dan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara berkelanjutan.

Salah satu kader DASHAT, Iis Sumiyati dari Desa Banjarsari, menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan program ini. Ia menyatakan bahwa dirinya merasa sangat senang bisa berkontribusi langsung terhadap penurunan angka stunting di desanya. “Saya sangat mengapresiasi CARE Indonesia karena telah membantu masyarakat Banjarsari, bahkan anak yang mendapat PMT pemulihan menunjukkan perkembangan yang signifikan. Ada anak yang berat badannya bertambah satu kilogram dan tinggi badannya bertambah satu sampai dua cm,” jelasnya.

Saat ini, program di Kecamatan Pangalengan memasuki periode kedua yang menargetkan 368 penerima manfaat, terdiri dari anak-anak dan ibu hamil dengan kondisi KEK. Intervensi PMT akan kembali diberikan selama 90 hari penuh dengan harapan mendukung percepatan pemulihan dan memastikan tumbuh kembang anak berlangsung optimal.

Sementara itu, di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, program penurunan stunting dilaksanakan di Desa Jawapogo dan Kelurahan Mauponggo. Bersama dengan BNI Berbagi dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Nagekeo, CARE Indonesia menjalankan program ini untuk 50 anak dan ibu hamil dengan kondisi KEK sejak Mei hingga Juli 2025. Selain pemberian PMT, tim di lapangan juga menyampaikan edukasi pengolahan makanan bergizi kepada para ibu, dengan pendekatan yang kontekstual dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti pada dua lokasi lainnya, penurunan stunting tidak terbatas pada pemberian asupan gizi melalui makanan saja, tetapi faktor pendukung lain seperti ketersediaan bahan pangan lokal dan pemahaman dari orang tua dalam mengasuh anak. Sehingga Kader DASHAT yang ada di Jawapogo dan Mauponggo mengelola kebun gizi yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Pada kelas pengasuhan, para orang tua mendapatkan berbagai informasi, salah satunya adalah cara mengolah makanan agar disukai oleh anaknya.

Maria Marselina, ibu dari Jevan, salah satu penerima manfaat PMT dari Desa Jawapogo, mengaku memperoleh banyak pelajaran dari program ini. Ia tidak hanya melihat perubahan fisik pada anaknya, tetapi juga merasa lebih percaya diri dalam menyusun menu sehat. “Sekarang tinggi badan anak saya bertambah lima cm dan beratnya bertambah 0,9 kg setelah dapat PMT. Setiap hari ada telur sebagai salah satu menu PMT karena dianjurkan untuk diberikan ke anak. Dari situ saya bisa tahu membuat menu yang baik, sehingga bisa saya buat juga di rumah untuk anak saya,” pungkas Marlina.

Upaya yang dilakukan oleh CARE Indonesia bersama mitra bukan hanya sekadar menyalurkan makanan tambahan, tetapi sebuah komitmen untuk membangun ekosistem pendukung tumbuh kembang anak yang lebih kokoh. Dengan menggabungkan pendekatan kesehatan, sosial, dan pemberdayaan komunitas, program ini menjadi bukti bahwa perubahan yang berkelanjutan hanya dapat terjadi ketika masyarakat diajak berdaya bersama. Karena setiap anak yang berhasil lepas dari stunting, adalah secercah harapan baru untuk masa depan bangsa yang lebih kuat, sehat, dan berdaya.

 

Penulis: Kukuh Akhfad
Editor: Swiny Adestika

Cerita Terkait Lainnya