Menurut kajian UNFPA berjudul Indonesian Youth in the 21st Century (2014), anak muda merupakan aset penting yang menjadi modal pembangunan negara. Namun, kelompok ini masih jarang dilibatkan dalam partisipasi publik. Penelitian tersebut juga menegaskan bahwa upaya pemberdayaan, terwujudnya kesetaraan gender, dan partisipasi aktif anak muda menjadi hal penting dalam pengembangan generasi muda.
Aldyzar, pemuda Desa Rarampadende, menyadari bahwa saat ini masih cukup sulit mengajak rekan-rekan sebayanya untuk selalu aktif dalam organisasi kepemudaan di tingkat desa. Namun, menurutnya, hal itu bisa diatasi secara perlahan melalui kegiatan olahraga bersama yang juga dapat mempererat keakraban antar-muda-mudi setempat.
“Sepak bola, voli, sepak takraw, dan olahraga lainnya bisa menjadi ajang berkumpul bagi anak muda agar lebih aktif lagi. Namun, kami juga berharap dilibatkan dalam lebih banyak kegiatan pendampingan dan penguatan kapasitas,” ujarnya.
Aldyzar menambahkan, bahwa pelatihan yang pernah ia ikuti, salah satunya pelatihan kepemimpinan, kesetaraan gender, dan komunikasi, sangat bermanfaat karena menjadi ajang berkumpul bagi anak muda dari dua desa. Ia juga menyampaikan bahwa melalui pelatihan yang ia dapat dari program kolaborasi CARE Indonesia (Yayasan CARE Peduli/YCP) dan KARSA Institute, dengan dukungan dari UN Women dan pendanaan dari KOICA, mengajarkan cara memanfaatkan media sosial sebagai alat kolaborasi dan penyebaran pesan kebersamaan.
“Kami sangat senang bisa berkumpul di sini untuk belajar bersama karena kami sudah jarang sekali punya waktu untuk kegiatan seperti ini. Kami juga sadar bahwa anak muda sekarang sangat dekat dengan media sosial. Jadi, anak-anak Desa Pesaku dan Rarampadende berkolaborasi membuat konten bersama,” katanya.
Siti Utami, Facilitator Officer KARSA Institute, menyampaikan bahwa pelibatan remaja di desa bertujuan memperkuat ketangguhan anak muda dan perempuan di Kabupaten Sigi dalam menghadapi kondisi krisis. Menurut Tami, pelatihan peningkatan kapasitas yang melibatkan 30 anak muda dari Desa Pesaku dan Rarampadende (7/10) di Kantor Desa Rarampadende, menjadi salah satu upaya mewujudkan tujuan tersebut.
Lebih lanjut menurut Utami, pelibatan aktif anak muda di dua desa tersebut diharapkan mendorong mereka mengambil peran lebih besar dalam membentuk komunitas yang inklusif dan tangguh. Tak hanya itu, pendampingan dan pelatihan yang dilakukan KARSA bersama CARE ini juga bermaksud untuk mewujudkan kesetaraan gender di masyarakat.
“Harapannya, anak-anak muda di Desa Rarampadende dan Pesaku dapat menumbuhkan semangat kolaborasi sehingga terwujud masyarakat yang tangguh dan menjadi tempat yang nyaman bagi semua,” ujar Utami.
Upaya peningkatan kapasitas anak muda menurut Utami, akan dilanjutkan dengan kegiatan lain seperti kemping di alam terbuka agar mempererat hubungan antar-anak muda dari berbagai desa serta melatih mereka memahami potensi krisis dan langkah pencegahannya.
“Kami ingin anak muda semakin memahami pentingnya toleransi, dialog, dan perdamaian sosial; membangun jejaring lintas desa melalui kegiatan kolaboratif; mengasah kemampuan resolusi konflik serta komunikasi tanpa kekerasan; dan yang terpenting, menumbuhkan rasa kebersamaan, saling menghargai, serta tanggung jawab sosial di antara mereka,” pungkas Utami.
Penulis: Kukuh A. Tohari
Editor: Swiny Adestika