Yayasan CARE Peduli yang didukung oleh PT Amman Mineral menyelenggarakan lomba video kreatif bertema “Ayo Cegah Stunting”. Lomba yang diikuti oleh 61 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia ini dibuat dengan tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kondisi stunting dan berbagai penyebab serta cara mencegah stunting.

Bagus, salah satu pemenang lomba video asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengangkat tema tentang keterlibatan suami dalam mengurus anak pada rumah tangga dalam video yang dibuatnya. Menurutnya, seorang ayah memiliki posisi yang sangat penting dalam pencegahan stunting pada anak.

“Saya baru saja menjadi seorang ayah. Jadi saya memahami bagaimana pentingnya dukungan dari suami untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Kemudian juga bukan hanya tentang menyediakan gizi yang baik untuk anak, tetapi juga memberikan dukungan emosional ke istri,” katanya.

Bagus yang juga merupakan seorang content creator video animasi menyampaikan, melalui video yang dibuat, harapannya bisa menjadi pengingat jika peran dari suami dalam mengurus anak sangat besar sekali dampaknya.

“Pada video itu dibuka dengan dialog seorang ayah yang bilang mencari nafkah saja sudah cukup. Kemudian ada seorang kakek yang bilang kalau itu saja tidak cukup. Seorang suami harus ikut mengerjakan pekerjaan rumah tangga, harus hadir di sisi istri supaya kesehatan mentalnya terjaga,” imbuhnya.

Bagus berharap, kedepannya banyak pihak yang memahami jika suami juga memiliki peran dalam pekerjaan rumah tangga. Semoga video yang saya buat ini juga bisa menjadi alat pembelajaran awal bagi orang-orang untuk lebih memahami peran laki-laki dalam ruamh tangga.

“Semoga semakin banyak laki-laki yang tergerak untuk ikut mengerjakan urusan domestik, karena dukungan suami kepada istri menjadi salah satu aspek penting dalam pencegahan anak dalam kondisi stunting,” ujarnya.

Vinita Aliyah, pemenang juara satu lomba video yang masih duduk di bangku kelas 7 di SMP 1 Cangkuang di Kabupaten Bandung menjelaskan alasannya mengikuti lomba ini karena tergerak dengan keadaan di lingkungan sekitarnya masih banyak anak yang mengalami kekurangan gizi. Hal ini mendorongnya untuk menyampaikan informasi agar masyarakat bisa mengetahui tentang permasalahan bagi pertumbuhan anak yang bisa masuk dalam kondisi stunting dan upaya untuk mencegahnya.

“Di sekitar tempat tinggal saya masih banyak anak yang mengalami kekurangan gizi. Lalu saya juga berharap masyarakat mengetahui kalau stunting bukan hanya menyebabkan tubuh pendek, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan anak di masa depan,” jelasnya.

Vinita menjelaskan, dalam proses pembuatan video ia membutuhkan waktu selama satu pekan untuk mengumpulkan data, menulis lirik, mengambil video, dan editing. Menurutnya, yang paling menjadi tantangan adalah proses menulis lirik lagu yang diseuaikan dengan data.

“Untuk proses pembutatannya dimulai dari mengumpulkan ide dan data selama dua hari, kemudian mengambil rekaman suara lagu selama dua hari dan editing video selama tiga hari. Semua ini saya kerjakan dengan bantuan dari ibu,” katanya saat menjelaskan proses pembuatan video.

lebih lanjut, Vinia berharap masyarakat semakin sadar jika stunting juga bisa dihindari dengan mencegah pernikahan dini. Kemudian, 1.000 hari pertama kehidupan menjadi fase yang sangat penting bagi perkembangan anak. “Pernikahan usia anak harus dicegah. Menurut saya ini juga merenggut hak anak, terlebih lagi anak perempuan. Pasangan di pernikahan udia anak juga dikhawatirkan belum bisa memenuhi gizi anaknya dengan baik,” pungkas Vinia.

Menurut hasil Survei Status Gizi Nasional (SSGN) tahun 2022, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen. Artinya Indonesia masih di atas 20 persen yang dianggap kronis dan memerlukan penanganan lebih seksama.

Melalui program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Yayasan CARE Peduli yang didukung oleh PT. Amman Mineral melakukan intervensi spesifik dengan memberikan makanan tambahan (PMT) sejak tahun tahun 2023 hingga 2024 di Kabupaten Sumbawa Barat. Sebanyak 372 anak dengan kondisi stunting, 47 anak dengan kondisi wasting, dan 17 anak dengan kondisi underweight telah menerima PMT pemulihan selama 90 hari tiap periodenya tanpa jeda yang berjalan pada bulan Desember 2023 sampai Maret 2024 dan Juni sampai September 2024. Hasilnya adalah, sebanyak 30 persen anak yang mendapatkan intervensi PMT pemulihan keluar dari status stunting, dan 87 persen lainnya mengalami peningkatan berat badan lebih dari 200 gram per bulan.

Tidak hanya itu, peningkatan pengetahuan mengenai pemenuhan gizi dan pendampingan kepada para orang tua terkait pengasuhan juga dilakukan bersamaan dengan PMT agar pemenuhan gizi bisa tetap berjalan setelah PMT selesai. PMT pemulihan juga diberikan pada 29 ibu hamil dengan kondisi Kekurangan Energi Kronis (KEK), 16 anemina, dan 23 orang ibu menyusui yang berat badannya bertambah selama 30 hari dalam dua periode pada tahun 2023 dan 2024. Hasilnya, 83 persen ibu hamil dengan kondisi KEK berhasil keluar, 88 persen tidak lagi anemia, dan 81 persen berhasil bertambah berat badannya.

Intervensi sensitif juga dijalankan di KSB melalui berbagai peningkatan kapasitas seperti pemahaman peran dan kesetaraan gender, pelatihan komunikasi dan kepemimpinan, pemberdayaan ekonomi kelompok peremouan dengan pembentukan Kelompok Usaha Mandiri Perempuan (KUMP), pelatihan penyediaan kebun gizi pekarangan rumah, penyediaan akaea air bersih, pelibatan dan edukasi kelas remaja serta literasi keuangan. Berbagai upaya ini menjadi implementasi yang holistik dalam mencegah kondisi stunting, wasting & underweight pada anak serta kondisi Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan Anemia pada ibu hamil.

Kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat pun dilakukan. Melalui upaya memberikan perlindungan pada perempuan dan anak, Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di sah kan. Komitmen DRPPA di 16 desa yang CARE Indonesia dampingi mencakup peningkatan pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan, peningkayan peran ibu dan keluarga, termasuk ayah, dalam pengasuhan dan pendidikan anak, menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, menurunkan pekerja anak dan mencegah perkawinan anak. Langkah ini juga sejalan dengan upaya mewujudkan Ruang Bersama Merah Putih di KSB yang juga menjadi fokus pemerintah Indonesia.

Penulis: Kukuh A. Tohari
Editor: Swiny Adestika